Rabu, 22 Juni 2011

Kesinambungan Ulama*


oleh: Amirul Ulum
16 Desember 2010 21:28

 Sungguh ada kebahagiaan yang sangat mendalam jika masih ada umat  Islam yang berpegang teguh pada ajaran Ahlusunnah Waljamaah. Yaitu  golongan yang mengikuti sunnah Nabi dan yang mengikti kelompok sahabat  Rosulullah SAW yang mengembalikan sesuatu kepada asalnya, Al-Quran dan  Al-Hadis. Sebab keduanya itu saling berkaitan.



* Artikel ini diambil dari ceramah K.H. Maimoen Zubair pada saat  pembacaan sanad kitab Fathul Mu'in dan Fathul Qorib.

Sungguh ada kebahagiaan yang sangat mendalam jika masih ada umat  Islam yang berpegang teguh pada ajaran Ahlusunnah Waljamaah. Yaitu  golongan yang mengikuti sunnah Nabi dan yang mengikti kelompok sahabat  Rosulullah SAW yang mengembalikan sesuatu kepada asalnya, Al-Quran dan  Al-Hadis. Sebab keduanya itu saling berkaitan.

Sebaik-baiknya zaman adalah zaman Rosulullah SAW, terus zaman  setelahnya dan setelahnya. Masa kenabian itu berjumlah 23 tahun.. 13  tahun Rosulullah berada di Makkah dan 10 tahun berada di Madinah. Di  masa ini merupakan masa pokok keislaman. Banyak sahabat yang menyertai  Rosulullah SAW, padahal Al-Quran belum ditulis, yang hanya di hati dan  bibir. Setelah Rosulullah SAW wafat. Kekuasaan Islam pindah pada masa  Asrorus shohabat. Islam terus berkembang, sehingga banyak seseuatu yang  belum ada di zaman Rosulullah SAW diadakan oleh para sahabat. Pembuatan  baitul mal (zaman Abu Bakar), penyatuan sholat tarawih ( sahabat Umar  bin Khottob) dan pembukuan Al-Quran (zaman Usman bin Affan). Pembaharuan  ini dijalankan karena menangapi suatu kebutuhan yang tidak bisa  ditinggalkan. Ini bukanlah bid'ah sebagaimana yang dianggap oleh  orang-orang awam, bahwa bid'ah itu menyesatkan.



Pada masa Abu Bakar, Al-Quran itu dikembangkan menjadi tulisan, yang  kemudian disempurnakan oleh Kholifah yang ke tiga, Usman bin Affan. Pada  zaman sahabat ini, Al-Quran masih berbentuk tiga kategori, Al-Quran  yang masih di hati sanubari, Al-Quran yang berupa bacaan, dan Al-Quran  yang sudah berbentuk tulisan. Namun di sini yang paling banyak  dikerjakan sahabat adalah Al-Quran yang di hati, Sehingga dari prestasi  ini membuat masanya adalah masa yang baik setelah zaman Rosulullah SAW .   Sedikit sekali pada zaman sahabat yang hafal Al-Quran secara utuh.  Yang hafal secara awal sampai akhir cuma enam orang. Kebanyakan dari  mereka adalah hafal surat-suratan. Namun perlu diketahui, bahwa hafal  Al-Quran itu tidak harus hafal semuanya . Sebab Al-Quran itu pembahasan  sering diulang-ulang dengan gaya bahasa yang berbeda-beda. Isinya ada  tujuh pembahasan,

1. Mentauhidkan Allah

2. Memberi kabar  gembira,

3. Memberi kabar ancaman,

4. Perintah untuk menjalankan  perintah Allah dan menjauhi larangann-Nya,

5. Nasehat- nasehat.

6.  Cerita-cerita,

7. Petunjuk.

Zaman 100H ke atas, masa Islam  pindah dari zaman sahabat menuju zaman tabi'in. Di era ini kemajuan  islam terus berkembang terutama dalam ilmu pengetahuannya. Ide-ide  cemerlang terus berdatangan. Hingga pada masa Umar bin Abdul Aziz  timbullah suatu gagasan yang berlian, yaitu pembukuan Hadis Nabawi.  Dalam hal ini Umar memberi mandat kepada imam Az-Zuhri untuk menjadi  pelopornya.



Tahun 200H ke atas, tongkat Islam berpindah lagi, dari zaman tabi'in  menuju zaman tabi'it tabi'in. Di asar ini perkembangan Islam bertambah  lagi, yang asalnya cuma ada pembukuan Al-Quran dan Al-Hadis. Sekarang  timbul iman-imam madhab yang menyusun kitab Fiqih sedemikian rapi.

Masa 300 H ke atas, masa ini merupakan zaman di mana pemikiran akal  semakin berkembang. Hingga suatu ketika, muncullah kaum Mu'tazilah yang  selalu mengedepankan akal dari pada dalil naqli. Maka dari permasalahan  ini, oleh imam As'ariyah dan Maturidayah mengawinkan antara nash dan  akal hingga muncul dalil yang namanya dalil naqli dan aqli.  Era 400 H  ke atas, ini adalah sanah yang dipelopori oleh Imam Abu Bakar  Al-Bakilani. Di masa ini pembukuan kitab Fiqih terus disempurnakan.  Muncul Madrasah Nizhamiyah yang mengeluarkan pemikir-pemikir Islam yang  handal . Selain itu, muncul pula fitnah, berupa adanya kaum Syiah  Qororiroh yang sangat kejam, menjadi baksil kemajuan Islam. Mereka  mencuri Hajar Aswad yang di Makkah dan membantu orang-orang kafir untuk  menguasai Baitul Maqdis dari tangan umat Islam.  Tahun 500 H ke atas.  Ketika umat Islam sebelum tahun ini terkena guncangan fitnah yang besar.  Maka Allah meredakan fitnah tersebut lewat imam Al-ghozali, salah satu  pengajar di Madrasah An-Nizhamiyah yang mempunyai salah satu murid yang  "malang-malang putung rawe-rawe rantas", Sholahuddin Al-Ayyubi. Kelak  ditangannya kejayaan Islam kembali. Beliau merebut Masjidil Aqsho dari  tangan-tangan kafir, dan mengembalikan Hajar Aswad yang asalnya dicuri  oleh orang Syi'ah ke tempat asalnya. Dimasanya juga, muncul pensyi'aran  tentang acara Mauludiyah, yang merupakan bukti kecintaan terhadap  Rosulullah SAW. Dan tidak kalah hebohnya, setelah imam Ghozaly, muncul  imam Nawawi dan Rof'ii yang mena keduanya mengemas kitab karangan imam  Ghozali.

Tahun 600 H ke atas Islam kembali diguncangkan oleh  fitnah yang sangat besar, pelakunya tidak lain adalah orang Syi'ah yang  membantu orang-orang Mongol untuk menjatuhkan Kerajaan Arab, Abbasiyyah.  Di saat penaklukan semenanjung Arab ini, banyak ulama, seperti imam  Ibnu Daqiqil Id yang lari dari Bagdad menuju Syam Namun atas izin Allah,  ada pembesar Mongol yang masuk Islam, Timur Leng, yang menyebarkan  Islam bagi rakyat mongol.

Tahun 800 H ke atas telah lahir ulama, Imam Al-Bulqini. Kemudian  setelahnya, muncul ulama yang agung, yang menghasilkan beberapa ilmu  pengetahuan Islam yang dipelopori oleh imam Suyuti  1000 H ke atas,  kitab-kitab Islam mengalami perkembangan. Sebab di masa ini muncul kitab  Hasiyah yang dipelopopri sebagian ulama. Diantaranya Imam Zamzami dan  kawan-kawannya. Kitab Hasiyah merupakan suatu kebutuhan untuk  menjabarkan ilmu-ilmu yang ada pada kitab Matan dan Syarah.  1100 H ke  atas, perkembangan ilmu pengetahuan Islam maju lagi, yaitu munculnya  kitab Al-Barjanji yang mensyiarkan tentang rasa cinta kepada Rosulullah  SAW. Janganlah kalian melupakan kitab asal ini meskipun sudah ada  kitab-kitab yang memuji terhadap Rosul yang lain yang dikarang oleh  ulama' selain imam Al-Barjanji.



1200 H ke atas, lahir ulama yang bermadhab Hanafi. Tapi dia juga  cinta Madhab Syafii, beliau tidak lain adalah Sayyid Murtadho, ulama  yang mensyarahi kitab Ihya' karangan imam Ghozali yang merupakan  pegangan Madhab Syafii. Percanpuran yang menyebabkan peralihan juga  terjadi pada keturunan Syaikh Baker Al-Jugjawi yang kebanyakan  keturunaannya menjadi Muhammadiyah yang menganut Organisasi Ahmad  Dahlan. Dan Ahmad Dahlan itu sendiri menjadi Muhammadiyah karena  gurunya, Syaikh As-Syukati itu berpaham Muhammadiyah. Karena sejarah  yang bercampur ini K.H Maimoen tidak berani membenci orang Muhammidayahm  sebab banyak keturunan gurunya yang menjadi pengikut Muhammdiyah. Namun  beliau juga tidak mau mengikuti Muhammadiyah. Beliau tetap pada  Nahdhotul Ulama'. Yang beraliran Ahlusunnah Waljamaah. Tapi sekarang  banyak orang yang NU ngakunya. Tapi tidak memenuhi ajaran Ahlusunnah  Waljamaah. Orang yang seperti ini lebih jelek dari orang-orang yang  menganut Muhammdiyah.

Pada abad ke 13, Islam mencapai perkembangan  ilmu pengetahuan lagi lewat ulamanya yang handal. Beliau tidak lain  adalah Sayyid Zaini Dahlan. Sosok yang alim yang tersegani di Makkah dan  luar Makkah. Beliau banyak mengarang kitab yang kini tersebar di  belahan dunia.

Sekitar tahun 1400 H telah lahir ulama yang menjadi panutan umat Nabi  Muhammad SAW. Namanya sesuai dengan nama Rosulullah SAW. Sosok itu  adalah Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki. Beliau dikabarkan menjadi  mujaddid yang menempati tahun ini, banyak ulama' yang terdidik dari  tangan beliau, seperti halnya Sarang, banyak Masyayeh yang pergi belajar  ke Makkah, ke pondok Sayyid Muhammad. Adapun K.H. Maimoen sendiri itu  adalah orang yang hidup pada masa 1300H dan 1400 H.   Yang terpenting  bagi kita adalah mengikuti ajaran Ahlusunnah Waljamah yang berpendapat  bahwa Al-Quran itu qodim (dahulu) bukan hadis (baru) sebagaimana yang  yang dikemukakan oleh orang Mu'tazilah.

Keistimewaan Al-Quran itu bersinar pada diri Rosulullah SAW. Dulu  pada zaman sahabat jika memandang Rosululah SAW mereka bisa menjadi alim  sebab keberkahan yang dibawa oleh Rosulullah SAW. Dan sumber utama  kelaiman itu juga berasal dari Rosulullah SAW yang ilmunya tidak dapat  dibayangkan karena saking banyaknya.



Ajaran Islam yang dibawa oleh Rosululah SAW pada awal dekade  sangatlah asing, dan kelak akan kembali asing lagi. Selain asing juga  aneh. Mengapa?. Karena ketika Islam itu besar, sebab diperjuangkan oleh  Bani Hasyim dan Bani Mutholib. Tapi orang yang pertama kali masuk Islam  bukan dari kalangan mereka, tetapi Abu Bakar. Islam juga besarnya di  daerah pedesaan, yaitu Yasrib bukan Makkah, yang menjadi tempat  lahirnya. Aneh lagi, meskipun Abu Bakar adalah orang yang pertama kali  masuk Islam, tapi ketika kita membaca Sholawat itu hanya diperuntukan  kepada Rosulullah SAW dan keluarganya bukan Abu bakar.

Sarang, 20  juli 2010M


Tidak ada komentar:

Posting Komentar