Kamis, 30 Juni 2011

Kembali Kpd Qur’an dan Sunnah?

Slogan “Kembali kepada Qur’an dan Sunnah” memang mudah sekali diucapkan tetapi akan ada banyak masalah yang muncul pada nantinya dan akhirnya setiap orang akan berusaha utk berpendapat dengan akal pikirannya masing-masing.
Kita tentu bisa melihat banyak sekali aliran-aliran sesat yang bermunculan akhir-akhir ini yang kesemuanya berdalih berdasarkan Al-Quran dan Hadits menurut pemahaman mereka.
Untuk itu diperlukan sebuah aturan dalam menarik kesimpulan dari Qur’an dan Hadits agar tidak melenceng dan bertentangan dengan maksud dari keduanya.
Alquran  dan jutaan hadits nabi tentulah merupakan hal yang tidak ringan bagi orang awam utk memahaminya, apalagi alquran diturunkan dengan bahasa yang paling sempurna yaitu bahasa arab yang membutuhkan ilmu khusus utk dapat memahaminya dengan benar. Utk itulah para ULAMA telah berusaha dengan sekuat tenaga utk meneliti ayat demi ayat, membandingkan antara satu ayat dengan ayat lain,melihat asbabun nuzulnya dan lain-lain.
ulama berkata, “Dalam menafsirkan Al-Qur’an diperlukan keahlian dalam lima belas bidang ilmu”.
  1. Lughat (fitologi), yaitu ilmu untuk mengetahui setiap arti kata Al-Qur’an. Mujahid rah.a., berkata, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, ia tidak layak berkomentar tentang ayat-ayat Al-Qur’an tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang ilmu lughat tidak cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jadi hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Dapat terjadi, yang dimaksud kata tersebut adalah arti yang berbeda.Sebagai contoh kalimat Istiwa yang pada terjemahan alquran sekarang diartikan sebagai duduk/bersemayam (maha suci Allah dari sifat makhluknya), padahal kalimat istiwa mempunyai banyak  arti, Al Hafiz Abu Bakar bin Arabi telah menjelaskan istiwa mempunyai hampir 15 makna, diantaranya: tetap,sempurna lurus menguasai, tinggi dan lain-lain lagi, dan banyak lagi maknannya. Silakan lihat kamus misbahul munir, mukhtar al-Sihah, lisanul arab, mukjam al-Buldan, dan banyak lagi
  2. Nahwu (tata bahasa). Sangat penting mengetahui ilmu nahwu, karena sedikit saja i’rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti kata tersebut.  Sedangkan pengetahuan tentang i’rab hanya di dapat dalam ilmu nahwu.
  3. Sharaf (perubahan bentuk kata)
  4. Isytiqaq (akar kata)
  5. Ma’ani (susunan)
  6. Bayaan
  7. Badi’
  8. Qira’at
  9. Aqa’id
  10. Ushul Fiqih
  11. Asbabun Nuzul. Asbabunnuzul adalah sebuah ilmu yang menerangkan tentang latar belakang turunnya suatu ayat. Atau bisa juga keterangan yang menjelaskan tentang keadaan atau kejadian pada saat suatu ayat diturunkan, meski tidak ada kaitan langsung dengan turunnya ayat. Tetapi ada konsideran dan benang merah antara keduanya. Seringkali peristiwa yang terkait dengan turunnya suatu ayat bukan hanya satu, bisa saja ada beberapa peristiwa sekaligus yang menyertai turunnya suatu ayat. Atau bisa juga ada ayat-ayat tertentu yang turun beberapa kali, dengan motivasi kejadian yang berbeda.
  12. Nasikh Mansukh
  13. Fiqih
  14. Hadits
  15. Wahbi
Utk meneliti Hadits tentu lebih sulit lagi, sebelum mengambil kesimpulan hukum dari suatu hadits para ulama memvalidasi terlebih dahulu satu demi satu hadits tersebut dari mulai sanadnya (pembawa hadits), matannya lalu menentukan derajat keshohihan hadits tsb.
Hasil dari penelitian yang panjang terhadap ayat Quran dan hadits-hadits itu kemudian disusun oleh para ulama dengan bahasa yang lebih mudah dan komunikatif serta aplikatif agar dapat dipahami oleh orang awam.
Sehingga…
Mengikuti Ulama Madzhab adalah Cara Kembali kepada Quran dan Sunnah yg benar.
“Fasaluu ahladz dzikr inkuntum laa ta’lamuun”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar