Kamis, 30 Juni 2011

Perayaan Maulid Nabi dan Kontroversi Ma’na Bid’ah

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّنْ سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي اْلكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
( صحيح البخاري )
” Tiga hal , yang barangsiapa ada padanya maka ia akan merasakan lezatnya iman , yaitu ia mencintai Allah dan RasulNya lebih dari yang lainnya , dan ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah , dan membenci kembali pada kekufuran sebagaimana ia sangat tidak ingin dilemparkan ke api neraka “
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ السَّاعَةِ وَفِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي حَضْرَةِ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَكُوْنَ قُرَّةَ عَيْنٍ لِرَسُوْلِ اللهِ لِيَسُرُّ قَلْبُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Limpahan puji ke hadirat Allah subhanahu wata’ala , Maha Raja langit dan bumi Yang Maha melimpahkan keluhuran kepada hamba-hambaNya , tiada satu kehidupan di alam semesta terkecuali pasti menikmati kenikmatan Allah . Kenikmatan yang terbesar dan terluhur adalah kedekatan kepadaNya, kemuliaan hidup yang terindah dan tersuci adalah jiwa yang tersucikan dengan namaNya , maka semoga Allah menerangi jiwaku dan jiwa kalian dengan cahaya kesucian Allah subhanahu wata’ala .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Sampailah kita di malam yang agung ini , yang insya Allah semoga terus mengangkat kita semakin dekat kepada Allah , menghapus kita dari segala dosa , memperbaiki segala yang buruk di hari-hari kita yang telah lalu , dan memperbaiki hari-hari mendatang dengan sebaik-baik keadaan . Hadirin hadirat , titipkan hari-hari lalumu kepada Sang Maha pemilik hari , Yang Maha mengatur dosa yang diampuni dan dosa yang tidak diampuni , titipkan kepada yang memilikinya niscaya Sang Pemilik tidak akan mengecewakan hamba yang berharap kepadaNya, seraya berfirman di dalam hadits qudsy :
يَاابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كاَنَ مِنْكَ فَلاَ أُبَالِي
” Wahai keturunan Adam , jika engkau berdoa dan berharap kepadaKu niscaya Kuampuni dosa-dosa kalian tanpa Kupertanyakan lagi “.
Berdoalah kepada Allah , berharaplah kepada Allah maka Allah akan menghapus segala yang menghambat hubungan antara hamba denganNya berupa dosa dan kesalahan , Allah singkirkan dosa itu dan Allah berjanji tidak akan mempertanyakannya lagi , tinggal engkau mau berharap kepada Allah atau tidak , Allah sudah membuka pintuNya untukmu dan tidak mempertanyakan lagi tentang dosa-dosamu , bahkan Allah mengundang engkau dan jiwamu untuk berharap ke hadiratNya , maka masihkah kita menolak dan berharap kepada selainnya ?! .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Sang Maha lembut , Sang Maha berkasih sayang telah menawarkan pengampunan dan Allah tidak akan mempertanyakan lagi dosa-dosa kalian jika kalian mau berharap kepada Allah . Apa arti dan sulitnya berharap ? Jika kita disuruh beribadah seribu tahun tahun dan bersujud di atas bara api belum ada apa-apanya untuk menghapus dosa kita kepada Allah . Namun Allah meminta kita untuk berharap kepadaNya , meminta kepadaNya maka akan Allah hapuskan dosa-dosa kita tanpa dipertanyakan lagi . Inilah indahnya Tuhanmu , inilah indahnya penciptamu , inilah indahnya Sang pemilik alam semesta , seraya berfirman :
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا ¤ وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا ¤ وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا ¤ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا ¤ وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا ¤ وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا ¤ وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ¤ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا( الشمس : 1-8 )

“Demi matahari dan cahaya dhuha di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. ( QS. As Syams : 1- 8 )
Mengapa Allah bersumpah demi cahaya dhuha , karena dengan cahaya dhuha itu sudah terang benderang siang hari , tapi terang benderang cahayanya tidak menyakiti kulit kita . Terang benderang yang terindah mulai terbit matahari sampai terbenam adalah saat pagi . Membawa manfaat bagi jasad dari cahaya ultraviolet yang mengurus dan mengasuh sel-sel kulit kita , itulah di waktu cahaya dhuha . Dan di cahaya dhuha ini Allah banyak mengabulkan doa-doa hambaNya dan meluaskan rizkinya . Oleh sebab itu Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam mengajarkan shalat dhuha . Dan waktu dhuha ini merupakan waktu pagi yang juga melambangkan keindahan dalam keseharian , jiwa masih tenang belum gundah , suasana masih indah , udara masih segar , demikian suasana pagi waktu dhuha . Maksudnya Allah ingin menjelaskan , mengenalkan dan menanamkan rasa keindahan zatNya pada diri kita dengan kalimat – kalimat Ilahi yang dilantunkan yang bisa kita fahami ,
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
Kemudian Allah bersumpah “Demi bulan yang mengiringi matahari “, dan “demi siang hari ketika sedang teriknya”. Disaat manusia tidak butuh pada pepohonan untuk tempat berteduh saat teriknya matahari , maka yang paling berharga baginya tempat berteduh , yang paling berharga baginya justru terlindung dari teriknya matahari . Allah menciptakan gunung , Allah menciptakan pohon , Allah menciptakan alat-alat untuk membangun agar manusia bisa terlindung dari teriknya matahari . Kalau Allah tidak menumbuhkan pepohonan maka bagaimana kita bisa berlindung dan berteduh dari panasnya matahari , kalau misalnya Allah jadikan bumi ini hanya terbuat dari lempengan baja atau suatu benda yang tidak bisa di pecah untuk dibangun , hidup saja kita disitu , ibadah kepada Allah semampunya , panas dilewati , malam yang gelap dan dingin dilewati , hidup kita hanya sementara , namun Allah tidak demikian maka diciptakanlah pohon bisa dipotong menjadi kayu , dan Allah ciptakan air, tanah, dan biji-biji besi yang dipadu , demikian indahnya Allah subhanahu wata’ala . Dan Allah subhanahu wata’ala bersumpah demi malam ketika gelap gulita .
Sang Maha pencipta malam masih memberi kita penyelesaian daripada masalah kegelapan di malam hari , maka Allah menciptakan bulan , Allah menciptakan bintang . Masih kurang cahayanya, sebagai manusia masih membutuhkan cahaya lebih , butuh penerangan lebih maka Allah menciptakan pohon yang bisa menjadi api , ada bara api , Allah ciptakan agar manusia bisa merangkai besi , air berubah menjadi listrik, uap menjadi listrik , Allah Maha Tau karena yang menciptakan sel-sel itu adalah Allah . Allah Maha tau bahwa di akhir-akhir zaman nanti manusia lebih membutuhkan cahaya di malam hari daripada di siang hari , dan manusia di akhir zaman lebih membutuhkan cahaya daripada manusia di zaman sebelumnya . Allah siapkan itu di sel-sel pemikiran mereka bisa merangkai dari biji-biji besi menjadi rangkaian mobil, menjadi rangkaian lainnya , pembangkit listrik , tapi apakah pembangkit listrik muncul dengan sendirinya ?! tentunya tidak . Ada tenaga air, ada tenaga uap , mungkin tenaga dari solar atau lainnya dan pastilah tenaga itu diambil dari bumi . Tidak bisa manusia itu mencipta sesuatu dari tiada. Firman Allah ” Demi malam ketika gelapnya, dan demi siang ketika teriknya”. Sang Maha adil menciptakan siang dan malam , siang untuk beraktifitas dan malam untuk beristirahat dan beribadah juga bagi hamba yang cinta kepada Allah . Namun Allah juga tidak membiarkan manusia dalam kegelapan selama 12 jam itu , bisa mereka menyalakan obor , bisa pelita dan lainnya , tetap saja malam hari itu tidak Allah jadikan mutlak harus terus gelap . Boleh menyalakan cahaya, ada alat-alat dicipta dari bumi dan mereka bisa merangkai menjadi cahaya , demikian Allah izinkan ada terang benderang di malam hari . Demikian pula di siang hari , tidak selalu identik dengan panas , manusia menciptakan dingin dengan kipas angin atau air conditioner ( AC ) zaman sekarang atau cara-cara yang lainnya ,Allah perbolehkan hal itu, siang hari tidak harus selalu panas tersiksa karena terik matahari dan malam hari tidak harus gelap gulita , ada penyelesaian dari bentuk keadilan Allah subhanahu wata’ala .
Kemudian Allah berfirman “demi langit dan segala penciptaannya”, banaa adalah suatu pembangunan atau suatu konstruksi bangunan yang sempurna . Kita tau bahwa planet bumi ini hanya satu dari tigaratus milyar di galaksi bima sakti . Dan galaksi bima sakti itu hanya satu dari kumpulan jutaan galaksi lainnya . Dan setiap planet berputar pada porosnya , bulan mengitari bumi , bumi mengitari matahari , demikian semua galaksi berputar pada porosnya , dan semua jutaan galaksi itu diatur dengan pengaturan Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi . Kemudian Allah berfirman “demi bumi beserta penghamparannya “, hamparannya tanah , Allah menciptakan tanah, muncul tumbuhan yang berbeda , padahal sama – sama muncul dari tanah bukan dari besi atau lainnya , tapi tumbuh bermacam-macam ada buah-buahan , ada rerumputan ada untuk berteduh saja , dan lainnya . Beraneka ragam Allah ciptakan dari tempat yang sama , tanah juga .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Allah sudah mengatur cahaya matahari , mengatur air hujan , mengatur tempat ini agar lebih banyak kering , mengatur tempat ini agar lebih banyak suburnya , jika lebih banyak subur berarti lebih banyak hijaunya , jika banyak hijaunya maka akan semakin banyak manusia yang tinggal disana , dan di daerah kering akan sedikit manusia yang tinggal disana , kesemua pengaturan Allah sempurna . “demi bumi beserta penghamparannya “ dengan segala bentuk hewan , dengan segala bentuk sifat, dengan segala bentuk ketentuan kehidupannya , semua itu diatur oleh Allah subhanahu wata’ala .
Kita tau dalam ilmu biologi bahwa awal manusia adalah berbentuk sel , kemudian seperti cacing kemudian semakin besar seperti cicak dan semakin besar lalu berbentuk sempurna sebagai keturunan Adam , mempunyai mata, telinga, bibir , hidung dan lain sebagainya , dari kesempurnaan tuntunan Allah dan anugerah Allah . Maka dari mana manusia bisa sombong yang asal mulanya hanya seperti cacing ?! Setelah Allah mengenalkan itu semua , mulai dari matahari , siang , malam , langit dan bumi . Kemudian Allah berfirman ” Demi manusia dan penciptaannya “, maksudnya penciptaan manusia itu kalau kita renungkan sangat rumit sekali , dari bentuk satu ke bentuk lainnya, dari hal yang mustahil kepada hal yang lebih mustahil lagi . Mustahil dari butiran sel berubah menjadi bentuk cacing , mustahil dari bentuk cacing berubah lagi seperti bentuk cacing yang besar kepalanya, kemudian dari bentuk itu berubah menjadi tangan, kaki, mata, telinga, kulit , tulang , darah , jantung, lambung , otak , dan kesemuanya berfungsi menjadi melihat, mendengar , menjadi berjalan , menjadi penguasa , menjadi rakyat , menjadi orang yang baik, menjadi orang yang buruk , bisa mencaci , bisa mempunyai perasaan , dan lebih dari itu semua, bukan hanya bentuk saja , kalau bentuk saja maka tidak jauh berbeda dengan hewan , tetapi Allah juga memberi mereka ilham . Ilham itu adalah tuntunan di dalam jiwa sebelum tuntunan agama, jadi sebelum manusia itu sampai kepada agama , dan tanpa agama pun dia sudah di ilhami yang baik dan yang buruk , lantas disempurnakan dengan agama . Jadi manusia yang tidak mengenal agama pun , jika melihat saudaranya dizalimi maka ia tau bahwa itu perbuatan buruk , ia tau itu perbuatan jahat dan tidak benar , ia tidak mengatakan itu perbuatan baik . Ketika ia melihat seorang anak marah kepada ibunya , tanpa ada tuntunan agama pun ia akan berkata , tidak pantas anak ini marah dan menghardik ibunya . Ini yang dimaksud bahwa Allah telah memberi mereka ilham sebelum datang kepada mereka tuntunan Sang Nabi tentang mana yang baik dan mana yang buruk , namun ketika berfikir dengan logika yang baik , mereka selalu menemukan yang baik dalam hidupnya , dan ketika mereka menemukan tuntunan sang Nabi maka hati dan sanubarinya akan menerima bahwa inilah yang paling baik , inilah yang paling sempurna , inilah yang paling benar ,karena sudah diberi ilham oleh Allah subhanahu wata’ala .
Jadi , semua yang tidak menyembah Allah , kalau mereka mendengar ada sebutan kalimat Laa ilaaha illallah bahwa tiada Tuhan selain Allah , nuraninya berkata inilah yang benar , walaupun logikanya menolak ” kok bisa begitu, kenapa ?, aku sudah ikuti ajaran ayahku , aku sudah ikuti ajaran guruku “ , dan lain sebagainy . Penolakan muncul dari logika namun nurani sudah mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah , itulah kebenaran walaupun sebelumnya logikanya tidak tau, misalnya di luar agama Islam tidak pernah mengenal nama Allah tidak pernah menyembah Allah , tiba-tiba ada orang yang mengajarkan bahwa tiada tuhan sembahan selain Allah , maka nuraninya akan langsung mengakui hal itu , kenapa ? karena nurani itu milik Allah subhanahu wata’ala , karena ruh milik Allah , ruh sudah bersumpah ” Laa ilaaha illallah “ sebelum lahir ke muka bumi .
Namun tertutup oleh alam logika , bagaimana membukanya ? logika yang baik dan polos . Ketika seorang rahib dari pemuka agama Budha atau Hindu , ia selalu bertapa dan selalu melawan hawa nafsunya , kalau hawa nafsunya mengajak kesana , maka ia melakukan yang sebaliknya kenapa ? karena hawa nafsu itu tidak berada pada kebenaran . Kalau hawa nafsunya mengajak ia makan maka ia tidak mau makan, ketika hawa nafsunya tidak mau makan maka , ia selalu melawan hawa nafsu . Lalu datang seseorang da’i berkata kepadanya mengenalkan ” Laa ilaaha illallah “ bahwa tiada tuhan selain Allah , maka nuraninya mengakui dan hawa nafsunya menolak , maka ia pun langsung masuk Islam . Maka sang da’i kaget dan berkata : saya belum menjelaskan tentang Islam, lalu saya menjelaskan bahwa tiada tuhan selain Allah , kenapa engkau terima ? maka rahib itu menjawab : ” karena logika dna nurani saya menerima dan hawa nafsu saya menolak “ dan saya selalu melawan hawa nafsu . Maka ketika hawa nafsu saya menolak maka saya langsung memililih yang sebaliknya dan saya masuk Islam . Kenapa ? karena telah Allah ilhamkan di hati nuraninya mana yang benar dan mana yang salah , mana yang haq dan mana yang bathil , namun hawa nafsunya dan logika yang tidak tersucikan dengan tuntunan sang Nabi akan berpaling dari tuntunan Ilahi . Kemudian Allah meneruskan firmannya :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
( الشمس : 9 )
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu” ( QS. As Syams : 9 )
Sungguh beruntung bagi yang mensucikan dirinya dengan cahaya Allah , mensucikan penglihatan , pendengaran , pemikirannya jiwanya , ia sucikan dengan Allah subhanahu wata’ala , maka beruntunglah mereka dan tiada yang lebih beruntung dari mereka . Siapa mereka itu ? bukan orang lain, tentunya pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , sayyidul basyar , sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :
أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
” Aku pemimpin manusia di hari kiamat ”
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , yang berpadu dalam dirinya segenap tuntunan keluhuran , yang seluruh nabi dan rasul disumpah untuk setia dan menjadi pendukung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebgaimana firman Allah ta’ala :
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آَتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ
( ال عمران : 81 )
” Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan bersungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya. Allah berfirman : Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu? Mereka menjawab: Kami mengakui. Allah berfirman: Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu. ” ( QS. Ali Imran : 81 )
Ketika Allah mengambil janji dan sumpah setia dari para nabi , seraya berfirman ” wahai para nabi jika datang kepada kalian nabi akhir zaman yang membenarkan kalian , membenarkan ajaran nabi-nabi terdahulu bahwa tiada Tuhan selain Allah , maka kalian harus beriman kepadanya dia itu adalah Muhammad Rasulullah , dan kalian juga harus menjadi penolongnya . Cukup sampai disinikah ? belum, tapi Allah tegaskan lagi ” Wahai para Nabi , apakah kalian siap mengambil sumpah setiaKu ini agar kalian setia pada NabiKu Muhammad ? Maka para nabi itu berkata ” Kami berikrar, sumpah setia kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Kemudian Allah perkuat lagi bahwa Aku ( Allah ) menjadi saksi sumpah kalian para nabi dan rasul .
Hadirin hadirat, para nabi dan rasul sudah disumpah oleh Allah untuk setia kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, idola kita . Maka para mufassir didalam menafsirkan ayat ini menjelaskan, bahwa jika beriman kepada Allah dan rasulNya sudah jelas , tapi membantu Rasulullah bagaimana caranya , mereka itu adalah para shahabat nabi sebelum kebangkitan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihin wasallam , karena setiap nabi dan rasul pasti mengkabarkan bahwa akan datang nabi akhir zaman namanya Ahmad di langit , dan Muhammad di muka bumi . Semua nabi dan rasul sudah mengabarkan itu , sudah membawa dakwah nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam untuk mengenalkan kepada ummatnya masing-masing , bahwa akan ada nabi di akhir zaman ciri-cirinya begini ,dia bukan orang yang suka mencaci maki , bukan orang yang suka berbuat zhalim , dia itu orang yang berakhlak indah , itu semua sifat-sifat nabi Muhammad dikabarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alai wasallam, mereka itu para pendukung dakwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , sebelum nabi Muhammad dibangkitkan sebagai Nabi .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Sampailah kita pada hadits mulia di malam hari ini , sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّنْ سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي اْلكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
( صحيح البخاري )
” Tiga hal , yang barangsiapa ada padanya maka ia akan merasakan lezatnya iman , yaitu ia mencintai Allah dan RasulNya lebih dari yang lainnya , dan ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah , dan membenci kembali pada kekufuran sebagaimana ia sangat tidak ingin dilemparkan ke api neraka “
Jika seseorang memiliki 3 sifat luhur ini maka ia akan menemukan indah dan lezatnya iman, siapa mereka ? Yang pertama adalah seseorang yang menjadikan Allah dan Rasul lebih ia cintai dari selain keduanya . Yang kedua adalah seseorang yang tidak mencintai orang lain kecuali karena cintanya kepada Allah , dan yang ketiga adalah seseorang yang benci kembali kepada dosa-dosanya dan kemungkaran sebagaimana ia benci dan tidak mau dilempar kedalam api neraka . Tiga hal , tampaknya sulit , hadits ini mungkin sudah sering didengar , tapi tampaknya sulit sekali untuk mencapai kelezatan iman , tidak sesulit yang kita bayangkan . Tidakkah Rasul bersabda ” seseorang akan merasakan lezatnya iman jika berpadu padanya tiga hal yang pertama yaitu , agar ia jadikan Allah dan Rasul lebih ia cintai daripada selainnya “ , bagaimana bisa ? orang yang bertanya seperti ini karena dia tau kelembutan Allah , kalau ia tau kelembutan Allah maka tidak akan ada lagi orang yang lebih dicintainya melebihi Allah .
Hadirin hadirat, kenapa seseorang bisa mencintai nabi lebih daripada yang lain ? karena ia tau kelembutannya, karena tau keindahannya . Rasul tidak pernah berjumpa kita, tidak pernah kenal kita tidak pula pernah bersalaman dengan kita . Kenal dan melihat wajah kita pun tidak , namun beliau pembela utama lebih dari semua orang yang kita cintai di Yaumul Qiyamah . Disaat semua orang yang kita cintai meninggalkan kita , mana mau kekasih membela pendosa disana permasalahannya adalah kemurkaan Allah , bukan masalah penjara dunia , di dunia saja orang tidak mau dipenjara apalagi di akhirat , penjara akhirat lebih dahsyat na’uzubillah, siapa yang mau masuk kesana . Namun semua orang mundur terhadap orang yang mempunyai dosa .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Persaudaraan di akhirat banyak yang terputus sebab dosa , tapi tidak dengan persaudaraan antara sang nabi dengan ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam , ini tidak akan pernah terputus selama ia tidak menyembah selain Allah , maka Nabi terus membelanya walaupun ia sudah dilempar ke neraka , walaupun ia adalah seorang yang banyak berbuat jahat , tapi Allah subhanahu wata’ala tetap mengizinkan kepada nabi Muhammad untuk memberikan syafaat kepada mereka ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam . Padahal rasul tidak mengenal mereka , tidak berteman dan bukan shahabat pula , siapa mereka yang dibela ? mereka adalah pendosa . Siapa pendosa ini , ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam . Inilah cinta Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita . Rasul lebih cinta kepada kita daripada kita kepada diri kita sendiri , kalau kita cinta kepada diri kita maka kita tidak akan melakukan dosa , tapi rasul lebih cinta kepada kita daripada diri kita sendiri , beliau lebih ingin kita selamat dari neraka dan kemurkaan Allah daripada diri kita sendiri , beliau lebih ingin kita dicintai Allah daripada keinginan kita sendiri untuk dicintai Allah . Demikian indahnya sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“perumpamaan aku dengan kalian bagaikan satu api yang menyala dikerubuti oleh hewan-hewan yang berkeliaran di sekitar api “ , kalau dalam bahasa kita hewan ini seperti laron yang mana kalau ada cahaya lampu kalau setelah hujan hewan ini rame berebutan , cuma ini api yang membakar bukan lampu , kalau lampu tidak membakar . Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : ” Kalian seperti itu yang berebutan keduniawian , yang mana hal itu seperti api “, kemudian Rasul memegang dari belakang dan menyelamatkan serangga itu agar tidak terbakar oleh api tapi cukup terkena hangatnya saja . Karena di dalam Fathul Bari dan lainnya dijelaskan bahwa hewan-hewan yang seperti laron itu memakan nyamuk dan memakan hewan yang ada disekitar cahaya , itu boleh-boleh saja , tapi kalau mau jatuh di api Rasul yang akan menyelamatkan kalian . Di dalam salah satu penafsiran hadits riwayat Shahih Al Bukhari ini , dalam atsar shahabat dijelaskan bahwa tidak satu pun ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melintas di shirat dan terjatuh ke neraka kecuali Rasul memegangnya , karena Rasul bersabda : ” Aku memegang tengkuk kalian “, ketika ummat beliau akan jatuh ke dalam api neraka maka Rasul memegangnya agar tidak terjatuh ke dalam api neraka , namun karena dosa yang banyak di tangan orang ini maka tangan itu yang menepis dan melepas tangan Rasul dan ia pun terjatuh ke dalam api neraka .
Hadirin hadirat , ini sekilas dari keindahan yang ada pada sang Nabi , kalau kita dalami maka tidak akan kita temui orang yang lebih kita cintai dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam . Keselamatan kita dari maksiat juga sebab dari amal pahala Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Rasulullah ketika Isra’ Mi’raj beliau ditawari arak dan susu maka Rasul mengambil susu , maka berkatalah Jibril ‘alihissalam :
اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاكَ لِلْفِطْرَةِ لَوْأَخَذْتَ الْخَمْرَ غَوَتْ أُمَّتُكَ
” Segala puji bagi Allah yang membuat engkau memilih kesucian kalau engkau memilih arak , maka ummatmu tidak akan ada yang selamat dari minuman keras “.
Maksudnya seluruh ummatnya ditawarkan dalam hidupnya , mau susu atau minuman keras, tapi insyaallah kebanyakan memilih susu dan kesucian daripada dosa dan kesalahan . Namun Jibril berkata kalau engkau ( Muhammad ) memilih arak , maka ummatmu tidak akan ada satu pun yang terhindar dari minuman keras .
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa arak yang ditawarkan kepada nabi itu berbeda dengan arak dunia yang diharamkan , karena itu adalah arak di sorga , segala sesuatu yang akan di berikan di sorga Allah tidak ada yang memabukkan dan tidak diharamkan , namun hanya sebagai lambang penyelamat bagi ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , Jibril berkata jika engkau memilih arak , maka semua ummatmu akan tenggelam dalam mabuk-mabukan dan tidak ada satu pun yang selamat , lalu Rasul menolak arak kok bisa ummatnya banyak yang selamat dari cengkraman minuman keras , walaupun masih ada yang terjebak tapi masih banyak yang selamat . Jadi Jibril berkata ” Kalau kau memilih arak , maka ummat akan terkena semuanya ” , maksudnya adalah bahwa perbuatan sang Nabi berpengaruh kepada yang lain , perbuatan beliau berpengaruh kepada ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam , jangankan sang Nabi , diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اَلْمُسْلِمُ لِلْمُسْلِمِ كَاْلبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
” Seorang muslim dengan muslim yang lain itu bagaikan bangunan yang saling menguatkan satu sama lain “
Maka semakin banyak yang beribadah , maka semakin banyak pula keberkahan yang ditumpahkan bukan hanya pada kelompok itu , tapi pada muslim lainnya . Dan semakin banyak dosa , maka semakin banyak diturunkan musibah bukan hanya pada muslim itu tetapi pada muslim lainnya, karena mereka seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain . Bangunan sempurna , tapi kalau dicabut satu saja tiangnya tentu akan roboh bangunannya, kalau tidak roboh maka bahaya jika dilewati orang, dan lain sebagainya . Hadirin hadirat , inilah ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Kalau antara ummat satu dan lainnya saja bagaikan bangunan yang saling menguatkan , ada tiangnya , ada pintunya , ada kacanya , ada lantainya , ada atapnya , jika sesama ummat saja seperti itu maka bagaimana dengan imaamul ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjadi pemimpin terbesar dari terpengaruhnya ummat ini kepada kebaikan atau kepada kehinaan . Oleh karena itu doa beliau selalu memintakan ampunan untuk kita , sebagaimana perintah Allah subhanahu wata’ala :
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
( محمد : 19 )
” Dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas dosa orang mukmin laki-laki dan perempuan ” . ( QS. Muhammad : 19 )
Oleh karena itu kalau kita beristighfar cepat diterima oleh Allah subhanahu wata’ala permohonan pengampunan dosa kita , kalu kita memohon pengampunan dosa , kenapa ? karena nabi Muhammad beristighfar untuk semua ummatnya yang berdosa , jadi jika ummatnya ada yang beristighfar maka berpadulah cahaya doa istighfar sang Nabi yang mendoakan ummatnya dengan istighfar ummatnya, maka terangkatlah menuju pengampunan Allah lebih cepat .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :
اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا
” Shalat lima waktu, dengannya Allah Ta’ala menghapus kesalahan-kesalahan”
Ingat itu, maka jangan ada satu pun diantara kita yang masih terlintas untuk meninggalkan shalat lima waktu di hari-hari esok . Pastikan malam hari ini adalah malam dimana namaku dan nama kalian dipastikan mendapatkan keluhuran shalat lima waktu , menunaikannya dan mendapatkan segala keberkahan shalat lima waktu itu .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Tidak lama saya menyampaikan taushiah , terakhir yang kan saya sampaikan adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ سَبَّحَ لِلّهِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةً ثَلاَثاً وَ ثلَاَثِيْنَ وَحَمِدَ اللهَ ثَلاَثاً وَثلاَثيْنَ وَكَبَّرَ ثَلاَثاً وَثَلاَثيْنَ تَكْبِيرَةً ، وَقَالَ تَمَام الْمِئَة ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، غُفِرَتْ لَهُ خَطَاياَهُ وَإِنْ كاَنَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ .
” Barangsiapa yang selepas shalat membaca Subhanallah 33 x , Alhamdulillah 33 x , Allahu Akbar 33 x dan diakhiri Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah lahulmulku walahulhamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir 1 x , maka diampuni seluruh dosa-dosanya walaupun seperti buih di lautan “
Demikian riwayat Shahih Al Bukhari . Kita berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala , semoga Allah menerangi hari-hari kita dengan seindah-indah keadaan . Rabby Ya Rahman Ya Rahiim Ya zal jalaali wal ikram terangkan jiwa-jiwa kami pada puncak-puncak keluhuran , warnai hari-hari kami agra selalu penuh dengan harapan dan doa kepadaMu , damaikan jiwa-jiwa kami , damaikan hati kami , damaikan masyarakat kami , damaikan bumi Jakarta , damaikan bangsa kami , damaikan muslimin muslimat di barat dan timur , Ya Rahman Ya Rahiim damikan bumi dari goncangannya , damaikan gunung dari gerakannya , damaikan hujan dari banjirnya , damaikan laut dari tsunaminya . Wahai Sang pemilik alam semesta inilah doa dan munajat dan getaran doa ini sampai ke hadiratMu sebagaimana janjimu bahwa tiadalah orang berkumpul dalam berzikir kepadaMu kecuali diturunkan malaikat al muqarrabin yang menyaksikan kehadiran mereka dan meng Aminkan doa mereka , dan menyaksikan pengampunan Allah turun untuk mereka .
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika berkumpul muslimin muslimat dalam majelis zikir atau majelis ta’lim maka malaikat memenuhinya sampai ke langit dan malaikat itu menyaksikan doa kita , mengaminkan doa kita dan beristighfar atas dosa kita, serta memohonkan pengabulan atas hajat kita . Rabby, jadikan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling kami cintai dan ketika kami mengetahui beliau begitu indah hingga beliau membela ummatnya di api neraka , Rabby kami mengetahui bahwa Engkau Yang menciptakan Rasul dan itu adalah bentuk kasih sayangMu yang terindah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Kasih sayang Allah yang abadi bahkan di neraka pun cahaya kasih sayang Allah masih mengangkat hambaNya , yaitu berupa sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , selama dia tidak menyembah selain Allah dan mengakui Nabi Muhammad adalah utusan Allah subhanahu wata’ala .
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا…
Katakanlah bersama-sama..
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ…يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ…لاَإلهَ إِلاَّ الله… مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالىَ مِنَ اْلأَمِنِيْنَ .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kita terus berdoa untuk kesuksesan acara guru mulia kita Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh , pada acara-acara besar khususnya di malam 1 Januari serta haul Al Imam Fakhrul Wujud , dan acara malam selasa kita di Monas 4 Januari , semoga acara-acara ini sukses maka kita terus berdoa . Dan saya mohon doa untuk kesembuhan saya dan kesembuhan semua hadirin hadirat yang sakit semoga diberi kesembuhan oleh Allah subhanahu wata’ala Amin Allahumma Amin . Dan tabligh akbar malam Ahad akan diadakan di Jakarta Timur Klender dan akan diumumkan nanti di majelis, malam Sabtu demikian pula zikir Jalaalah, akan diumumkan di majelis (ini), dan tablig akbar malam Jum’at . Dan semua majelis luar kota (Bandung, cianjur, bogor dll) yang kemarin direncanakan kami batalkan karena kondisi kesehatan saya tidak mendukung . Semoga Allah menggantikannya walaupun tidak jadi majelis ini diadakan karena kondisi , semoga ini menjadi perjanjian Hudaibiyah yang muncul setelahnya Fath di wilayah-wilayah luar kota, Amin Allahumma Amin .
Mengenai hadits yang tadi kita baca, baru satu yang saya syarahkan dari tiga golongan itu, dan yang dua golongan belum saya syarahkan, malam selasa yang akan datang Insyaallah. Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, kita teruskan dengan mengingat indahnya Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , tafaddhal masykuura.
مَوْلاَيَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kabar yang tersebar mengenai saya bahwa saya pingsan , padahal saya segar bugar cuma terjatuh saja karena kehilangan keseimbangan, dan saat akan berdiri bernafas juga susah karena terlalu banyak yg mengerubuti , tapi tidak apa-apa Alhamdulillah meskipun terkadang penyakit peradangan di otak belakang sering kambuh , namun hal seperti itu akan mengangkat derajat Insyaallah .
Hadirin hadirat, jika Demak digelari Kota Wali, dan masing –masing wilayah mempunyai gelar , kita menunggu gelar Jakarta ini bukan kota anarkis, bukan kota kriminalis atau kota yang identik dengan kejahatan , tetapi Kota Sayyidina Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam . Setelah itu saya selesai tugas jika akan di pindah ke alam lainnya . Hadirin hadirat, semoga Allah memanjangkan usia kita . Beberapa waktu sebelum wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau juga terkena sakit di kepalanya . Kita berdoa juga semoga niat kita , cita-cita kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala . Kita ini semua adalah harapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mendamaikan Jakarta , mendamaikan bangsa dengan berdoa , dengan berakhlak dan bersifat luhur , menyebarkan keluhuran dan kedamaian kepada teman, keluarga dan lainnya dengan harta , dengan sms, dengan ucapan dengan email , dan lainnya . Jadilah para pembela dan penerus cita-cita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .
AlHabib Munzir AlMusawwa
Senin, 7 Desember 2009
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=253&Itemid=1

Perayaan Maulid Nabi dan Kontroversi Ma’na Bid’ah

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّنْ سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي اْلكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
( صحيح البخاري )
” Tiga hal , yang barangsiapa ada padanya maka ia akan merasakan lezatnya iman , yaitu ia mencintai Allah dan RasulNya lebih dari yang lainnya , dan ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah , dan membenci kembali pada kekufuran sebagaimana ia sangat tidak ingin dilemparkan ke api neraka “
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ السَّاعَةِ وَفِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي حَضْرَةِ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَكُوْنَ قُرَّةَ عَيْنٍ لِرَسُوْلِ اللهِ لِيَسُرُّ قَلْبُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Limpahan puji ke hadirat Allah subhanahu wata’ala , Maha Raja langit dan bumi Yang Maha melimpahkan keluhuran kepada hamba-hambaNya , tiada satu kehidupan di alam semesta terkecuali pasti menikmati kenikmatan Allah . Kenikmatan yang terbesar dan terluhur adalah kedekatan kepadaNya, kemuliaan hidup yang terindah dan tersuci adalah jiwa yang tersucikan dengan namaNya , maka semoga Allah menerangi jiwaku dan jiwa kalian dengan cahaya kesucian Allah subhanahu wata’ala .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Sampailah kita di malam yang agung ini , yang insya Allah semoga terus mengangkat kita semakin dekat kepada Allah , menghapus kita dari segala dosa , memperbaiki segala yang buruk di hari-hari kita yang telah lalu , dan memperbaiki hari-hari mendatang dengan sebaik-baik keadaan . Hadirin hadirat , titipkan hari-hari lalumu kepada Sang Maha pemilik hari , Yang Maha mengatur dosa yang diampuni dan dosa yang tidak diampuni , titipkan kepada yang memilikinya niscaya Sang Pemilik tidak akan mengecewakan hamba yang berharap kepadaNya, seraya berfirman di dalam hadits qudsy :
يَاابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كاَنَ مِنْكَ فَلاَ أُبَالِي
” Wahai keturunan Adam , jika engkau berdoa dan berharap kepadaKu niscaya Kuampuni dosa-dosa kalian tanpa Kupertanyakan lagi “.
Berdoalah kepada Allah , berharaplah kepada Allah maka Allah akan menghapus segala yang menghambat hubungan antara hamba denganNya berupa dosa dan kesalahan , Allah singkirkan dosa itu dan Allah berjanji tidak akan mempertanyakannya lagi , tinggal engkau mau berharap kepada Allah atau tidak , Allah sudah membuka pintuNya untukmu dan tidak mempertanyakan lagi tentang dosa-dosamu , bahkan Allah mengundang engkau dan jiwamu untuk berharap ke hadiratNya , maka masihkah kita menolak dan berharap kepada selainnya ?! .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Sang Maha lembut , Sang Maha berkasih sayang telah menawarkan pengampunan dan Allah tidak akan mempertanyakan lagi dosa-dosa kalian jika kalian mau berharap kepada Allah . Apa arti dan sulitnya berharap ? Jika kita disuruh beribadah seribu tahun tahun dan bersujud di atas bara api belum ada apa-apanya untuk menghapus dosa kita kepada Allah . Namun Allah meminta kita untuk berharap kepadaNya , meminta kepadaNya maka akan Allah hapuskan dosa-dosa kita tanpa dipertanyakan lagi . Inilah indahnya Tuhanmu , inilah indahnya penciptamu , inilah indahnya Sang pemilik alam semesta , seraya berfirman :
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا ¤ وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا ¤ وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا ¤ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا ¤ وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا ¤ وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا ¤ وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ¤ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا( الشمس : 1-8 )

“Demi matahari dan cahaya dhuha di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. ( QS. As Syams : 1- 8 )
Mengapa Allah bersumpah demi cahaya dhuha , karena dengan cahaya dhuha itu sudah terang benderang siang hari , tapi terang benderang cahayanya tidak menyakiti kulit kita . Terang benderang yang terindah mulai terbit matahari sampai terbenam adalah saat pagi . Membawa manfaat bagi jasad dari cahaya ultraviolet yang mengurus dan mengasuh sel-sel kulit kita , itulah di waktu cahaya dhuha . Dan di cahaya dhuha ini Allah banyak mengabulkan doa-doa hambaNya dan meluaskan rizkinya . Oleh sebab itu Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam mengajarkan shalat dhuha . Dan waktu dhuha ini merupakan waktu pagi yang juga melambangkan keindahan dalam keseharian , jiwa masih tenang belum gundah , suasana masih indah , udara masih segar , demikian suasana pagi waktu dhuha . Maksudnya Allah ingin menjelaskan , mengenalkan dan menanamkan rasa keindahan zatNya pada diri kita dengan kalimat – kalimat Ilahi yang dilantunkan yang bisa kita fahami ,
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
Kemudian Allah bersumpah “Demi bulan yang mengiringi matahari “, dan “demi siang hari ketika sedang teriknya”. Disaat manusia tidak butuh pada pepohonan untuk tempat berteduh saat teriknya matahari , maka yang paling berharga baginya tempat berteduh , yang paling berharga baginya justru terlindung dari teriknya matahari . Allah menciptakan gunung , Allah menciptakan pohon , Allah menciptakan alat-alat untuk membangun agar manusia bisa terlindung dari teriknya matahari . Kalau Allah tidak menumbuhkan pepohonan maka bagaimana kita bisa berlindung dan berteduh dari panasnya matahari , kalau misalnya Allah jadikan bumi ini hanya terbuat dari lempengan baja atau suatu benda yang tidak bisa di pecah untuk dibangun , hidup saja kita disitu , ibadah kepada Allah semampunya , panas dilewati , malam yang gelap dan dingin dilewati , hidup kita hanya sementara , namun Allah tidak demikian maka diciptakanlah pohon bisa dipotong menjadi kayu , dan Allah ciptakan air, tanah, dan biji-biji besi yang dipadu , demikian indahnya Allah subhanahu wata’ala . Dan Allah subhanahu wata’ala bersumpah demi malam ketika gelap gulita .
Sang Maha pencipta malam masih memberi kita penyelesaian daripada masalah kegelapan di malam hari , maka Allah menciptakan bulan , Allah menciptakan bintang . Masih kurang cahayanya, sebagai manusia masih membutuhkan cahaya lebih , butuh penerangan lebih maka Allah menciptakan pohon yang bisa menjadi api , ada bara api , Allah ciptakan agar manusia bisa merangkai besi , air berubah menjadi listrik, uap menjadi listrik , Allah Maha Tau karena yang menciptakan sel-sel itu adalah Allah . Allah Maha tau bahwa di akhir-akhir zaman nanti manusia lebih membutuhkan cahaya di malam hari daripada di siang hari , dan manusia di akhir zaman lebih membutuhkan cahaya daripada manusia di zaman sebelumnya . Allah siapkan itu di sel-sel pemikiran mereka bisa merangkai dari biji-biji besi menjadi rangkaian mobil, menjadi rangkaian lainnya , pembangkit listrik , tapi apakah pembangkit listrik muncul dengan sendirinya ?! tentunya tidak . Ada tenaga air, ada tenaga uap , mungkin tenaga dari solar atau lainnya dan pastilah tenaga itu diambil dari bumi . Tidak bisa manusia itu mencipta sesuatu dari tiada. Firman Allah ” Demi malam ketika gelapnya, dan demi siang ketika teriknya”. Sang Maha adil menciptakan siang dan malam , siang untuk beraktifitas dan malam untuk beristirahat dan beribadah juga bagi hamba yang cinta kepada Allah . Namun Allah juga tidak membiarkan manusia dalam kegelapan selama 12 jam itu , bisa mereka menyalakan obor , bisa pelita dan lainnya , tetap saja malam hari itu tidak Allah jadikan mutlak harus terus gelap . Boleh menyalakan cahaya, ada alat-alat dicipta dari bumi dan mereka bisa merangkai menjadi cahaya , demikian Allah izinkan ada terang benderang di malam hari . Demikian pula di siang hari , tidak selalu identik dengan panas , manusia menciptakan dingin dengan kipas angin atau air conditioner ( AC ) zaman sekarang atau cara-cara yang lainnya ,Allah perbolehkan hal itu, siang hari tidak harus selalu panas tersiksa karena terik matahari dan malam hari tidak harus gelap gulita , ada penyelesaian dari bentuk keadilan Allah subhanahu wata’ala .
Kemudian Allah berfirman “demi langit dan segala penciptaannya”, banaa adalah suatu pembangunan atau suatu konstruksi bangunan yang sempurna . Kita tau bahwa planet bumi ini hanya satu dari tigaratus milyar di galaksi bima sakti . Dan galaksi bima sakti itu hanya satu dari kumpulan jutaan galaksi lainnya . Dan setiap planet berputar pada porosnya , bulan mengitari bumi , bumi mengitari matahari , demikian semua galaksi berputar pada porosnya , dan semua jutaan galaksi itu diatur dengan pengaturan Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi . Kemudian Allah berfirman “demi bumi beserta penghamparannya “, hamparannya tanah , Allah menciptakan tanah, muncul tumbuhan yang berbeda , padahal sama – sama muncul dari tanah bukan dari besi atau lainnya , tapi tumbuh bermacam-macam ada buah-buahan , ada rerumputan ada untuk berteduh saja , dan lainnya . Beraneka ragam Allah ciptakan dari tempat yang sama , tanah juga .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Allah sudah mengatur cahaya matahari , mengatur air hujan , mengatur tempat ini agar lebih banyak kering , mengatur tempat ini agar lebih banyak suburnya , jika lebih banyak subur berarti lebih banyak hijaunya , jika banyak hijaunya maka akan semakin banyak manusia yang tinggal disana , dan di daerah kering akan sedikit manusia yang tinggal disana , kesemua pengaturan Allah sempurna . “demi bumi beserta penghamparannya “ dengan segala bentuk hewan , dengan segala bentuk sifat, dengan segala bentuk ketentuan kehidupannya , semua itu diatur oleh Allah subhanahu wata’ala .
Kita tau dalam ilmu biologi bahwa awal manusia adalah berbentuk sel , kemudian seperti cacing kemudian semakin besar seperti cicak dan semakin besar lalu berbentuk sempurna sebagai keturunan Adam , mempunyai mata, telinga, bibir , hidung dan lain sebagainya , dari kesempurnaan tuntunan Allah dan anugerah Allah . Maka dari mana manusia bisa sombong yang asal mulanya hanya seperti cacing ?! Setelah Allah mengenalkan itu semua , mulai dari matahari , siang , malam , langit dan bumi . Kemudian Allah berfirman ” Demi manusia dan penciptaannya “, maksudnya penciptaan manusia itu kalau kita renungkan sangat rumit sekali , dari bentuk satu ke bentuk lainnya, dari hal yang mustahil kepada hal yang lebih mustahil lagi . Mustahil dari butiran sel berubah menjadi bentuk cacing , mustahil dari bentuk cacing berubah lagi seperti bentuk cacing yang besar kepalanya, kemudian dari bentuk itu berubah menjadi tangan, kaki, mata, telinga, kulit , tulang , darah , jantung, lambung , otak , dan kesemuanya berfungsi menjadi melihat, mendengar , menjadi berjalan , menjadi penguasa , menjadi rakyat , menjadi orang yang baik, menjadi orang yang buruk , bisa mencaci , bisa mempunyai perasaan , dan lebih dari itu semua, bukan hanya bentuk saja , kalau bentuk saja maka tidak jauh berbeda dengan hewan , tetapi Allah juga memberi mereka ilham . Ilham itu adalah tuntunan di dalam jiwa sebelum tuntunan agama, jadi sebelum manusia itu sampai kepada agama , dan tanpa agama pun dia sudah di ilhami yang baik dan yang buruk , lantas disempurnakan dengan agama . Jadi manusia yang tidak mengenal agama pun , jika melihat saudaranya dizalimi maka ia tau bahwa itu perbuatan buruk , ia tau itu perbuatan jahat dan tidak benar , ia tidak mengatakan itu perbuatan baik . Ketika ia melihat seorang anak marah kepada ibunya , tanpa ada tuntunan agama pun ia akan berkata , tidak pantas anak ini marah dan menghardik ibunya . Ini yang dimaksud bahwa Allah telah memberi mereka ilham sebelum datang kepada mereka tuntunan Sang Nabi tentang mana yang baik dan mana yang buruk , namun ketika berfikir dengan logika yang baik , mereka selalu menemukan yang baik dalam hidupnya , dan ketika mereka menemukan tuntunan sang Nabi maka hati dan sanubarinya akan menerima bahwa inilah yang paling baik , inilah yang paling sempurna , inilah yang paling benar ,karena sudah diberi ilham oleh Allah subhanahu wata’ala .
Jadi , semua yang tidak menyembah Allah , kalau mereka mendengar ada sebutan kalimat Laa ilaaha illallah bahwa tiada Tuhan selain Allah , nuraninya berkata inilah yang benar , walaupun logikanya menolak ” kok bisa begitu, kenapa ?, aku sudah ikuti ajaran ayahku , aku sudah ikuti ajaran guruku “ , dan lain sebagainy . Penolakan muncul dari logika namun nurani sudah mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah , itulah kebenaran walaupun sebelumnya logikanya tidak tau, misalnya di luar agama Islam tidak pernah mengenal nama Allah tidak pernah menyembah Allah , tiba-tiba ada orang yang mengajarkan bahwa tiada tuhan sembahan selain Allah , maka nuraninya akan langsung mengakui hal itu , kenapa ? karena nurani itu milik Allah subhanahu wata’ala , karena ruh milik Allah , ruh sudah bersumpah ” Laa ilaaha illallah “ sebelum lahir ke muka bumi .
Namun tertutup oleh alam logika , bagaimana membukanya ? logika yang baik dan polos . Ketika seorang rahib dari pemuka agama Budha atau Hindu , ia selalu bertapa dan selalu melawan hawa nafsunya , kalau hawa nafsunya mengajak kesana , maka ia melakukan yang sebaliknya kenapa ? karena hawa nafsu itu tidak berada pada kebenaran . Kalau hawa nafsunya mengajak ia makan maka ia tidak mau makan, ketika hawa nafsunya tidak mau makan maka , ia selalu melawan hawa nafsu . Lalu datang seseorang da’i berkata kepadanya mengenalkan ” Laa ilaaha illallah “ bahwa tiada tuhan selain Allah , maka nuraninya mengakui dan hawa nafsunya menolak , maka ia pun langsung masuk Islam . Maka sang da’i kaget dan berkata : saya belum menjelaskan tentang Islam, lalu saya menjelaskan bahwa tiada tuhan selain Allah , kenapa engkau terima ? maka rahib itu menjawab : ” karena logika dna nurani saya menerima dan hawa nafsu saya menolak “ dan saya selalu melawan hawa nafsu . Maka ketika hawa nafsu saya menolak maka saya langsung memililih yang sebaliknya dan saya masuk Islam . Kenapa ? karena telah Allah ilhamkan di hati nuraninya mana yang benar dan mana yang salah , mana yang haq dan mana yang bathil , namun hawa nafsunya dan logika yang tidak tersucikan dengan tuntunan sang Nabi akan berpaling dari tuntunan Ilahi . Kemudian Allah meneruskan firmannya :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
( الشمس : 9 )
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu” ( QS. As Syams : 9 )
Sungguh beruntung bagi yang mensucikan dirinya dengan cahaya Allah , mensucikan penglihatan , pendengaran , pemikirannya jiwanya , ia sucikan dengan Allah subhanahu wata’ala , maka beruntunglah mereka dan tiada yang lebih beruntung dari mereka . Siapa mereka itu ? bukan orang lain, tentunya pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , sayyidul basyar , sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :
أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
” Aku pemimpin manusia di hari kiamat ”
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , yang berpadu dalam dirinya segenap tuntunan keluhuran , yang seluruh nabi dan rasul disumpah untuk setia dan menjadi pendukung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebgaimana firman Allah ta’ala :
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آَتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ
( ال عمران : 81 )
” Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan bersungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya. Allah berfirman : Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu? Mereka menjawab: Kami mengakui. Allah berfirman: Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu. ” ( QS. Ali Imran : 81 )
Ketika Allah mengambil janji dan sumpah setia dari para nabi , seraya berfirman ” wahai para nabi jika datang kepada kalian nabi akhir zaman yang membenarkan kalian , membenarkan ajaran nabi-nabi terdahulu bahwa tiada Tuhan selain Allah , maka kalian harus beriman kepadanya dia itu adalah Muhammad Rasulullah , dan kalian juga harus menjadi penolongnya . Cukup sampai disinikah ? belum, tapi Allah tegaskan lagi ” Wahai para Nabi , apakah kalian siap mengambil sumpah setiaKu ini agar kalian setia pada NabiKu Muhammad ? Maka para nabi itu berkata ” Kami berikrar, sumpah setia kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Kemudian Allah perkuat lagi bahwa Aku ( Allah ) menjadi saksi sumpah kalian para nabi dan rasul .
Hadirin hadirat, para nabi dan rasul sudah disumpah oleh Allah untuk setia kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, idola kita . Maka para mufassir didalam menafsirkan ayat ini menjelaskan, bahwa jika beriman kepada Allah dan rasulNya sudah jelas , tapi membantu Rasulullah bagaimana caranya , mereka itu adalah para shahabat nabi sebelum kebangkitan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihin wasallam , karena setiap nabi dan rasul pasti mengkabarkan bahwa akan datang nabi akhir zaman namanya Ahmad di langit , dan Muhammad di muka bumi . Semua nabi dan rasul sudah mengabarkan itu , sudah membawa dakwah nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam untuk mengenalkan kepada ummatnya masing-masing , bahwa akan ada nabi di akhir zaman ciri-cirinya begini ,dia bukan orang yang suka mencaci maki , bukan orang yang suka berbuat zhalim , dia itu orang yang berakhlak indah , itu semua sifat-sifat nabi Muhammad dikabarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alai wasallam, mereka itu para pendukung dakwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , sebelum nabi Muhammad dibangkitkan sebagai Nabi .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Sampailah kita pada hadits mulia di malam hari ini , sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّنْ سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي اْلكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
( صحيح البخاري )
” Tiga hal , yang barangsiapa ada padanya maka ia akan merasakan lezatnya iman , yaitu ia mencintai Allah dan RasulNya lebih dari yang lainnya , dan ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah , dan membenci kembali pada kekufuran sebagaimana ia sangat tidak ingin dilemparkan ke api neraka “
Jika seseorang memiliki 3 sifat luhur ini maka ia akan menemukan indah dan lezatnya iman, siapa mereka ? Yang pertama adalah seseorang yang menjadikan Allah dan Rasul lebih ia cintai dari selain keduanya . Yang kedua adalah seseorang yang tidak mencintai orang lain kecuali karena cintanya kepada Allah , dan yang ketiga adalah seseorang yang benci kembali kepada dosa-dosanya dan kemungkaran sebagaimana ia benci dan tidak mau dilempar kedalam api neraka . Tiga hal , tampaknya sulit , hadits ini mungkin sudah sering didengar , tapi tampaknya sulit sekali untuk mencapai kelezatan iman , tidak sesulit yang kita bayangkan . Tidakkah Rasul bersabda ” seseorang akan merasakan lezatnya iman jika berpadu padanya tiga hal yang pertama yaitu , agar ia jadikan Allah dan Rasul lebih ia cintai daripada selainnya “ , bagaimana bisa ? orang yang bertanya seperti ini karena dia tau kelembutan Allah , kalau ia tau kelembutan Allah maka tidak akan ada lagi orang yang lebih dicintainya melebihi Allah .
Hadirin hadirat, kenapa seseorang bisa mencintai nabi lebih daripada yang lain ? karena ia tau kelembutannya, karena tau keindahannya . Rasul tidak pernah berjumpa kita, tidak pernah kenal kita tidak pula pernah bersalaman dengan kita . Kenal dan melihat wajah kita pun tidak , namun beliau pembela utama lebih dari semua orang yang kita cintai di Yaumul Qiyamah . Disaat semua orang yang kita cintai meninggalkan kita , mana mau kekasih membela pendosa disana permasalahannya adalah kemurkaan Allah , bukan masalah penjara dunia , di dunia saja orang tidak mau dipenjara apalagi di akhirat , penjara akhirat lebih dahsyat na’uzubillah, siapa yang mau masuk kesana . Namun semua orang mundur terhadap orang yang mempunyai dosa .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Persaudaraan di akhirat banyak yang terputus sebab dosa , tapi tidak dengan persaudaraan antara sang nabi dengan ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam , ini tidak akan pernah terputus selama ia tidak menyembah selain Allah , maka Nabi terus membelanya walaupun ia sudah dilempar ke neraka , walaupun ia adalah seorang yang banyak berbuat jahat , tapi Allah subhanahu wata’ala tetap mengizinkan kepada nabi Muhammad untuk memberikan syafaat kepada mereka ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam . Padahal rasul tidak mengenal mereka , tidak berteman dan bukan shahabat pula , siapa mereka yang dibela ? mereka adalah pendosa . Siapa pendosa ini , ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam . Inilah cinta Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita . Rasul lebih cinta kepada kita daripada kita kepada diri kita sendiri , kalau kita cinta kepada diri kita maka kita tidak akan melakukan dosa , tapi rasul lebih cinta kepada kita daripada diri kita sendiri , beliau lebih ingin kita selamat dari neraka dan kemurkaan Allah daripada diri kita sendiri , beliau lebih ingin kita dicintai Allah daripada keinginan kita sendiri untuk dicintai Allah . Demikian indahnya sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“perumpamaan aku dengan kalian bagaikan satu api yang menyala dikerubuti oleh hewan-hewan yang berkeliaran di sekitar api “ , kalau dalam bahasa kita hewan ini seperti laron yang mana kalau ada cahaya lampu kalau setelah hujan hewan ini rame berebutan , cuma ini api yang membakar bukan lampu , kalau lampu tidak membakar . Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : ” Kalian seperti itu yang berebutan keduniawian , yang mana hal itu seperti api “, kemudian Rasul memegang dari belakang dan menyelamatkan serangga itu agar tidak terbakar oleh api tapi cukup terkena hangatnya saja . Karena di dalam Fathul Bari dan lainnya dijelaskan bahwa hewan-hewan yang seperti laron itu memakan nyamuk dan memakan hewan yang ada disekitar cahaya , itu boleh-boleh saja , tapi kalau mau jatuh di api Rasul yang akan menyelamatkan kalian . Di dalam salah satu penafsiran hadits riwayat Shahih Al Bukhari ini , dalam atsar shahabat dijelaskan bahwa tidak satu pun ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melintas di shirat dan terjatuh ke neraka kecuali Rasul memegangnya , karena Rasul bersabda : ” Aku memegang tengkuk kalian “, ketika ummat beliau akan jatuh ke dalam api neraka maka Rasul memegangnya agar tidak terjatuh ke dalam api neraka , namun karena dosa yang banyak di tangan orang ini maka tangan itu yang menepis dan melepas tangan Rasul dan ia pun terjatuh ke dalam api neraka .
Hadirin hadirat , ini sekilas dari keindahan yang ada pada sang Nabi , kalau kita dalami maka tidak akan kita temui orang yang lebih kita cintai dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam . Keselamatan kita dari maksiat juga sebab dari amal pahala Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Rasulullah ketika Isra’ Mi’raj beliau ditawari arak dan susu maka Rasul mengambil susu , maka berkatalah Jibril ‘alihissalam :
اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاكَ لِلْفِطْرَةِ لَوْأَخَذْتَ الْخَمْرَ غَوَتْ أُمَّتُكَ
” Segala puji bagi Allah yang membuat engkau memilih kesucian kalau engkau memilih arak , maka ummatmu tidak akan ada yang selamat dari minuman keras “.
Maksudnya seluruh ummatnya ditawarkan dalam hidupnya , mau susu atau minuman keras, tapi insyaallah kebanyakan memilih susu dan kesucian daripada dosa dan kesalahan . Namun Jibril berkata kalau engkau ( Muhammad ) memilih arak , maka ummatmu tidak akan ada satu pun yang terhindar dari minuman keras .
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa arak yang ditawarkan kepada nabi itu berbeda dengan arak dunia yang diharamkan , karena itu adalah arak di sorga , segala sesuatu yang akan di berikan di sorga Allah tidak ada yang memabukkan dan tidak diharamkan , namun hanya sebagai lambang penyelamat bagi ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , Jibril berkata jika engkau memilih arak , maka semua ummatmu akan tenggelam dalam mabuk-mabukan dan tidak ada satu pun yang selamat , lalu Rasul menolak arak kok bisa ummatnya banyak yang selamat dari cengkraman minuman keras , walaupun masih ada yang terjebak tapi masih banyak yang selamat . Jadi Jibril berkata ” Kalau kau memilih arak , maka ummat akan terkena semuanya ” , maksudnya adalah bahwa perbuatan sang Nabi berpengaruh kepada yang lain , perbuatan beliau berpengaruh kepada ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam , jangankan sang Nabi , diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اَلْمُسْلِمُ لِلْمُسْلِمِ كَاْلبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
” Seorang muslim dengan muslim yang lain itu bagaikan bangunan yang saling menguatkan satu sama lain “
Maka semakin banyak yang beribadah , maka semakin banyak pula keberkahan yang ditumpahkan bukan hanya pada kelompok itu , tapi pada muslim lainnya . Dan semakin banyak dosa , maka semakin banyak diturunkan musibah bukan hanya pada muslim itu tetapi pada muslim lainnya, karena mereka seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain . Bangunan sempurna , tapi kalau dicabut satu saja tiangnya tentu akan roboh bangunannya, kalau tidak roboh maka bahaya jika dilewati orang, dan lain sebagainya . Hadirin hadirat , inilah ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Kalau antara ummat satu dan lainnya saja bagaikan bangunan yang saling menguatkan , ada tiangnya , ada pintunya , ada kacanya , ada lantainya , ada atapnya , jika sesama ummat saja seperti itu maka bagaimana dengan imaamul ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjadi pemimpin terbesar dari terpengaruhnya ummat ini kepada kebaikan atau kepada kehinaan . Oleh karena itu doa beliau selalu memintakan ampunan untuk kita , sebagaimana perintah Allah subhanahu wata’ala :
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
( محمد : 19 )
” Dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas dosa orang mukmin laki-laki dan perempuan ” . ( QS. Muhammad : 19 )
Oleh karena itu kalau kita beristighfar cepat diterima oleh Allah subhanahu wata’ala permohonan pengampunan dosa kita , kalu kita memohon pengampunan dosa , kenapa ? karena nabi Muhammad beristighfar untuk semua ummatnya yang berdosa , jadi jika ummatnya ada yang beristighfar maka berpadulah cahaya doa istighfar sang Nabi yang mendoakan ummatnya dengan istighfar ummatnya, maka terangkatlah menuju pengampunan Allah lebih cepat .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :
اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا
” Shalat lima waktu, dengannya Allah Ta’ala menghapus kesalahan-kesalahan”
Ingat itu, maka jangan ada satu pun diantara kita yang masih terlintas untuk meninggalkan shalat lima waktu di hari-hari esok . Pastikan malam hari ini adalah malam dimana namaku dan nama kalian dipastikan mendapatkan keluhuran shalat lima waktu , menunaikannya dan mendapatkan segala keberkahan shalat lima waktu itu .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Tidak lama saya menyampaikan taushiah , terakhir yang kan saya sampaikan adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ سَبَّحَ لِلّهِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةً ثَلاَثاً وَ ثلَاَثِيْنَ وَحَمِدَ اللهَ ثَلاَثاً وَثلاَثيْنَ وَكَبَّرَ ثَلاَثاً وَثَلاَثيْنَ تَكْبِيرَةً ، وَقَالَ تَمَام الْمِئَة ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، غُفِرَتْ لَهُ خَطَاياَهُ وَإِنْ كاَنَتْ مِثْلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ .
” Barangsiapa yang selepas shalat membaca Subhanallah 33 x , Alhamdulillah 33 x , Allahu Akbar 33 x dan diakhiri Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah lahulmulku walahulhamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir 1 x , maka diampuni seluruh dosa-dosanya walaupun seperti buih di lautan “
Demikian riwayat Shahih Al Bukhari . Kita berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala , semoga Allah menerangi hari-hari kita dengan seindah-indah keadaan . Rabby Ya Rahman Ya Rahiim Ya zal jalaali wal ikram terangkan jiwa-jiwa kami pada puncak-puncak keluhuran , warnai hari-hari kami agra selalu penuh dengan harapan dan doa kepadaMu , damaikan jiwa-jiwa kami , damaikan hati kami , damaikan masyarakat kami , damaikan bumi Jakarta , damaikan bangsa kami , damaikan muslimin muslimat di barat dan timur , Ya Rahman Ya Rahiim damikan bumi dari goncangannya , damaikan gunung dari gerakannya , damaikan hujan dari banjirnya , damaikan laut dari tsunaminya . Wahai Sang pemilik alam semesta inilah doa dan munajat dan getaran doa ini sampai ke hadiratMu sebagaimana janjimu bahwa tiadalah orang berkumpul dalam berzikir kepadaMu kecuali diturunkan malaikat al muqarrabin yang menyaksikan kehadiran mereka dan meng Aminkan doa mereka , dan menyaksikan pengampunan Allah turun untuk mereka .
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika berkumpul muslimin muslimat dalam majelis zikir atau majelis ta’lim maka malaikat memenuhinya sampai ke langit dan malaikat itu menyaksikan doa kita , mengaminkan doa kita dan beristighfar atas dosa kita, serta memohonkan pengabulan atas hajat kita . Rabby, jadikan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling kami cintai dan ketika kami mengetahui beliau begitu indah hingga beliau membela ummatnya di api neraka , Rabby kami mengetahui bahwa Engkau Yang menciptakan Rasul dan itu adalah bentuk kasih sayangMu yang terindah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Kasih sayang Allah yang abadi bahkan di neraka pun cahaya kasih sayang Allah masih mengangkat hambaNya , yaitu berupa sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , selama dia tidak menyembah selain Allah dan mengakui Nabi Muhammad adalah utusan Allah subhanahu wata’ala .
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا…
Katakanlah bersama-sama..
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ…يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ…لاَإلهَ إِلاَّ الله… مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالىَ مِنَ اْلأَمِنِيْنَ .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kita terus berdoa untuk kesuksesan acara guru mulia kita Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh , pada acara-acara besar khususnya di malam 1 Januari serta haul Al Imam Fakhrul Wujud , dan acara malam selasa kita di Monas 4 Januari , semoga acara-acara ini sukses maka kita terus berdoa . Dan saya mohon doa untuk kesembuhan saya dan kesembuhan semua hadirin hadirat yang sakit semoga diberi kesembuhan oleh Allah subhanahu wata’ala Amin Allahumma Amin . Dan tabligh akbar malam Ahad akan diadakan di Jakarta Timur Klender dan akan diumumkan nanti di majelis, malam Sabtu demikian pula zikir Jalaalah, akan diumumkan di majelis (ini), dan tablig akbar malam Jum’at . Dan semua majelis luar kota (Bandung, cianjur, bogor dll) yang kemarin direncanakan kami batalkan karena kondisi kesehatan saya tidak mendukung . Semoga Allah menggantikannya walaupun tidak jadi majelis ini diadakan karena kondisi , semoga ini menjadi perjanjian Hudaibiyah yang muncul setelahnya Fath di wilayah-wilayah luar kota, Amin Allahumma Amin .
Mengenai hadits yang tadi kita baca, baru satu yang saya syarahkan dari tiga golongan itu, dan yang dua golongan belum saya syarahkan, malam selasa yang akan datang Insyaallah. Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, kita teruskan dengan mengingat indahnya Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , tafaddhal masykuura.
مَوْلاَيَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kabar yang tersebar mengenai saya bahwa saya pingsan , padahal saya segar bugar cuma terjatuh saja karena kehilangan keseimbangan, dan saat akan berdiri bernafas juga susah karena terlalu banyak yg mengerubuti , tapi tidak apa-apa Alhamdulillah meskipun terkadang penyakit peradangan di otak belakang sering kambuh , namun hal seperti itu akan mengangkat derajat Insyaallah .
Hadirin hadirat, jika Demak digelari Kota Wali, dan masing –masing wilayah mempunyai gelar , kita menunggu gelar Jakarta ini bukan kota anarkis, bukan kota kriminalis atau kota yang identik dengan kejahatan , tetapi Kota Sayyidina Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam . Setelah itu saya selesai tugas jika akan di pindah ke alam lainnya . Hadirin hadirat, semoga Allah memanjangkan usia kita . Beberapa waktu sebelum wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau juga terkena sakit di kepalanya . Kita berdoa juga semoga niat kita , cita-cita kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala . Kita ini semua adalah harapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mendamaikan Jakarta , mendamaikan bangsa dengan berdoa , dengan berakhlak dan bersifat luhur , menyebarkan keluhuran dan kedamaian kepada teman, keluarga dan lainnya dengan harta , dengan sms, dengan ucapan dengan email , dan lainnya . Jadilah para pembela dan penerus cita-cita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .
AlHabib Munzir AlMusawwa
Senin, 7 Desember 2009
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=253&Itemid=1

Perbedaan Definisi Bid’ah oleh Para Ulama

Para ulama memang berbeda pendapat ketika mendefinisikan bid”ah. Definisi yang disodorkan oleh para ulama tentang isitlah ini ada sekian banyak versi.
Hal itu lantaran persepsi mereka atas bid”ah itu memang berbeda-beda. Sebagian mereka ada yang meluaskan pengertiannya hingga mencakup apapun jenis perbuatan yang baru atau diada-adakan, sedangkan yang lainnya menyempitkan batasannya.
Dalam kitab Al-Mausu”ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah (Ensiklopedi Fiqih) jilid 8 keluaran Kementrian Wakaf dan Urusan Ke-Islaman Kuwait halaman 21 disebutkan bahwa secara umum ada dua kecenderungan orang dalam mendefinisikan bid”ah.
Pertama, kecenderungan yang menganggap bahwa ibadah yang tidak terdapat di masa Rasulullah SAW sebagai bid”ah, namun hukumnya tidak selalu sesat atau haram.
Kedua adalah kecenderungan untuk mengatakan bahwa semua bid”ah adalah sesat.
Tapi kalau kita tarik garis umum, paling tidak ada dua kecenderungan ulama dalam masalah ini.
Kelompok Pertama
Mereka yang meluaskan batasan bid”ah itu mengatakan bahwa bid”ah adalah segala yang baru diada-adakan yang tidak ada dalam kitab dan sunnah. Baik dalam perkara ibadah ataupun adat. Baik pada masalah yang baik atau yang buruk.
a. Tokoh
Di antara para ulama yang mewakili kalangan ini antara lain adalah Al-Imam Asy-Syafi”i dan pengikutnya seperti Al-”Izz ibn Abdis Salam, An-Nawawi, Abu Syaamah.
Sedangkan dari kalangan Al-Malikiyah ada Al-Qarafi dan Az-Zarqani.
Dari kalangan Hanafiyah seperti Ibnul Abidin dan dari kalangan Al-Hanabilah adalah Al-Jauzi serta Ibnu Hazm dari kalangan Dzahiri.
Bisa kita nukil pendapat Al-Izz bin Abdis Salam yang mengatakan bahwa bid`ah perbuatan yang tidak terjadi pada masa Rasulullah SAW, yang terbagi menjadi lima hukum. Yaitu bid”ah wajib, bid”ah haram, bid”ah mandub (sunnah), bid”ah makruh dan bid”ah mubah.
b. Contoh
Ada beberapa contoh yang bisa ditampilkan dalam masalah ini, antara lain:
  • Contoh bid”ah wajib misalnya belajar ilmu nahwu yang sangat vital untuk memahami kitabullah dan sunnah rasulnya.
  • Contoh bid”ah haram misalnya pemikiran dan fikrah yang sesat seperti Qadariyah, Jabariyah, Murjiah dan Khawarij.
  • Contoh bid”ah mandub (sunnah) misalnya mendirikan madrasah, membangun jembatan dan juga shalat tarawih berjamaah di satu masjid.
  • Contoh bid”ah makruh misalnya menghias masjid atau mushaf Al-Quran. Sedangkan contoh bid”ah mubah misalnya bersalaman setelah shalat.
c. Dalil
Pendapat bahwa bid”ah terbagi menjadi lima kategori hukum didasarkan kepada dalil-dalil berikut:
Perkataan Umar bin Al-Khattab radhiyallahu anhu tentang shalat tarawih berjamaah di masjid bulan Ramadhan yaitu:
Sebaik-baik bid”ah adalah hal ini.

Ibnu Umar juga menyebut shalat dhuha” berjamaah di masjid sebagai bid”ah yaitu jenis bid”ah hasanah atau bid”ah yang baik.
Hadits-hadits yang membagi bid”ah menjadi bid”ah hasanah dan bid”ah dhalalah seperti hadits berikut:
Siapa yang mensunnahkan sunnah hasanah maka dia mendapat ganjarannya dan ganjaran orang yang mengamalkannya hingga hari qiyamat. Siapa yang mensunnahkan sunnah sayyi”ah (kejelekan), maka dia mendapatkan ganjaran dan ganjaran orang yang mengamalkannya hingga hari qiyamat.
Kelompok Kedua
Kalangan lain dari ulama mendefinisikan bahwa yang disebut bid”ah itu semuanya adalah sesat, baik yang dalam ibadah maupun adat.
Di antara mereka ada yang mendifiniskan bid”ah itu sebagai sebuah jalan (thariqah) dalam agama yang baru atau tidak ada sebelumnya yang bersifat syar`i dan diniatkan sebagai thariqah syar”iyah.
a. Tokoh
Di antara mereka yang berpendapat demikian antara lain adalah At-Thurthusy, Asy-Syathibi, Imam Asy-Syumunni dan Al-Aini dari kalangan Al-Hanafiyah. Juga ada Al-Baihaqi, Ibnu Hajar Al-`Asqallany serta Ibnu Hajar Al-Haitami dari kalangan Asy-Syafi”iyah. Dan kalangan Al-Hanabilah diwakili oleh Ibnu Rajab dan Ibnu Taymiyah.
b. Contoh
Contohnya adalah orang yang bernazar untuk puasa sambil berdiri di bawah sinar matahari atau tidak memakan jenis makanan tertentu yang halal tanpa sebab yang jelas (seperti vegetarian dan sebangsanya).
Perbuatan seperti itu bid”ah, karena pada hakikatnya menciptakan sebuah ritual agama yang baru, yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
c. Dalil
Dalil yang mereka gunakan adalah:
Bahwa Allah SWT telah menurunkan syariat dengan lengkap di antaranya adalah fiman Allah SWT:
… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni”mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…(QS. Al-Maidah: 3)
Juga ayat berikut:
dan bahwa adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (QS. Al-An`am: 153)
Setiap ada hadits Rasulullah SAW yang berbicara tentang bid”ah, maka selalu konotasinya adalah keburukan. Misalnya hadits berikut:
Klasifikasi Lain
Selain pembagian di atas maka sebagian ulama juga ada yang membuat klasifikasi yang sedikit berbeda, oleh para ulama bid’ah terbagi dua:
a. Bidah dalam adat kebiasaan (di luar masalah agama) seperti banyaknya penemuan-penemuan baru di bidang tekhnologi, hal tersebut dibolehkan karena asal dalam adat adalah kebolehan (al-ibahah)
b. Bid’ah dalam agama, mengada-ada hal yang baru dalam agama. Hukumnya haram, karena asal dalam beragama adalah at-tauqief (menunggu dalil).
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mengerjakan suatu perbuatan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan tersebut akan tertolak” (HR Muslim 1817)
Namun dalam kaitannya dengan bid’ah dalam agama, para ulama ternyata juga masih memilah lagi menjadi dua bagian:
Pertama: Bid’ah Perkataan
Bid”ah ini berkaitan dengan masalah I’tiqod, seperti perkataan Jahmiyah, Mu’tazilah, Rafidhah dan sekte-sekte sesat lainnya. Misalnya pendapat Mu’tazilah yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk Alloh dan bukan firman-Nya.
Kedua: Bid’ah dalam beribadah
Bid”ah ini misalnya melaksanakan suatu ritual ibadah yang tidak ada dalil syar’inya. Bid’ah dalam ibadah ini terbagai beberapa macam:
  • Bid’ah yang terjadi pada asal ibadah, dengan cara mengadakan suatu ritual ibadah baru yang tidak pernah disyariatkan sebelumnya, contohnya adalah melaksanakan shaum seperti yang anaa sebutkan, dengan tujuan agar dapat menguasai ilmu-ilmu tertentu
  • Bid’ah dalam hal menambah Ibadah yang disyariatkan, seperti menambah rakaat sholat shubuh menjadi tiga.
  • Bid’ah dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang diwujudkan dengan melaksanakannya di luar aturan yang disyariatkan, contohnya melaksanakan dzikir sambil melakukan gerakan-gerakan tertentu.
  • Bid’ah dengan mengkhususkan waktu tertentu untuk melaksanakan ibadah masyru’. Seperti mengkhususkan pertengahan bulan Sya’ban dengan shaum dan sholat. Karena shaum dan sholat pada asalnya disyari’atkan akan tetapi pengkhususan pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut di waktu-waktu tertentu haruslah berdararkan nash (dalil-dali) dari Allah dan rasul-Nya.
Kesimpulannya, kalau kita lihat banyak kalangan saling menuduh bid”ah kepada saudaranya sendiri, ketahuilah bahwa salah satu penyebabnya adalah kekurang-pahaman terhadap definisi bid”ah yang beragam.
Dan urusan vonis memvonis sebagai pelaku bid”ah ini akan sedikit berkurang seandainya di dalam diri tiap kita muncul kearifan serta keluasan wawasan. Setidaknya, kalau pun tetap diyakini sebagai bid”ah, maka cara yang digunakan untuk memberantas ”bid”ah” itu tidak boleh dengan cara yang bid”ah juga.
Saling mencaci dan memaki, apalagi sampai melakukan pemboikotan kepada saudara sendiri, tentu sangat bertentangan dengan apa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Mana pernah beliau SAW memaki orang lantaran dianggap sebagai pelaku bid”ah? Mana pernah beliau memboikot seseorang lantaran dituduh-tuduh sebagai pelaku bid”ah? Dan mana pernah Rasulullah SAW mengharamkan diri untuk menshalati jenazah seseorang karena dianggap pelaku bid”ah?
Yang haram dishalati di masa nabi SAW adalah orang yang kafir dan murtad. Bukan orang yang dituduh-tuduh sebagai pelaku bid”ah, dengan tolok ukur yang subjektif dan seenak selera sendiri.
Semoga Allah SWT menurukan ilmu, kearifan dan kesantunan pada diri kita semua dalam memperjuangkan syariatnya. Amien
Wallahu a`lam bishshawab, wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sumber : www.ustsarwat.com

Kembali Kpd Qur’an dan Sunnah?

Slogan “Kembali kepada Qur’an dan Sunnah” memang mudah sekali diucapkan tetapi akan ada banyak masalah yang muncul pada nantinya dan akhirnya setiap orang akan berusaha utk berpendapat dengan akal pikirannya masing-masing.
Kita tentu bisa melihat banyak sekali aliran-aliran sesat yang bermunculan akhir-akhir ini yang kesemuanya berdalih berdasarkan Al-Quran dan Hadits menurut pemahaman mereka.
Untuk itu diperlukan sebuah aturan dalam menarik kesimpulan dari Qur’an dan Hadits agar tidak melenceng dan bertentangan dengan maksud dari keduanya.
Alquran  dan jutaan hadits nabi tentulah merupakan hal yang tidak ringan bagi orang awam utk memahaminya, apalagi alquran diturunkan dengan bahasa yang paling sempurna yaitu bahasa arab yang membutuhkan ilmu khusus utk dapat memahaminya dengan benar. Utk itulah para ULAMA telah berusaha dengan sekuat tenaga utk meneliti ayat demi ayat, membandingkan antara satu ayat dengan ayat lain,melihat asbabun nuzulnya dan lain-lain.
ulama berkata, “Dalam menafsirkan Al-Qur’an diperlukan keahlian dalam lima belas bidang ilmu”.
  1. Lughat (fitologi), yaitu ilmu untuk mengetahui setiap arti kata Al-Qur’an. Mujahid rah.a., berkata, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, ia tidak layak berkomentar tentang ayat-ayat Al-Qur’an tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang ilmu lughat tidak cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jadi hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Dapat terjadi, yang dimaksud kata tersebut adalah arti yang berbeda.Sebagai contoh kalimat Istiwa yang pada terjemahan alquran sekarang diartikan sebagai duduk/bersemayam (maha suci Allah dari sifat makhluknya), padahal kalimat istiwa mempunyai banyak  arti, Al Hafiz Abu Bakar bin Arabi telah menjelaskan istiwa mempunyai hampir 15 makna, diantaranya: tetap,sempurna lurus menguasai, tinggi dan lain-lain lagi, dan banyak lagi maknannya. Silakan lihat kamus misbahul munir, mukhtar al-Sihah, lisanul arab, mukjam al-Buldan, dan banyak lagi
  2. Nahwu (tata bahasa). Sangat penting mengetahui ilmu nahwu, karena sedikit saja i’rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti kata tersebut.  Sedangkan pengetahuan tentang i’rab hanya di dapat dalam ilmu nahwu.
  3. Sharaf (perubahan bentuk kata)
  4. Isytiqaq (akar kata)
  5. Ma’ani (susunan)
  6. Bayaan
  7. Badi’
  8. Qira’at
  9. Aqa’id
  10. Ushul Fiqih
  11. Asbabun Nuzul. Asbabunnuzul adalah sebuah ilmu yang menerangkan tentang latar belakang turunnya suatu ayat. Atau bisa juga keterangan yang menjelaskan tentang keadaan atau kejadian pada saat suatu ayat diturunkan, meski tidak ada kaitan langsung dengan turunnya ayat. Tetapi ada konsideran dan benang merah antara keduanya. Seringkali peristiwa yang terkait dengan turunnya suatu ayat bukan hanya satu, bisa saja ada beberapa peristiwa sekaligus yang menyertai turunnya suatu ayat. Atau bisa juga ada ayat-ayat tertentu yang turun beberapa kali, dengan motivasi kejadian yang berbeda.
  12. Nasikh Mansukh
  13. Fiqih
  14. Hadits
  15. Wahbi
Utk meneliti Hadits tentu lebih sulit lagi, sebelum mengambil kesimpulan hukum dari suatu hadits para ulama memvalidasi terlebih dahulu satu demi satu hadits tersebut dari mulai sanadnya (pembawa hadits), matannya lalu menentukan derajat keshohihan hadits tsb.
Hasil dari penelitian yang panjang terhadap ayat Quran dan hadits-hadits itu kemudian disusun oleh para ulama dengan bahasa yang lebih mudah dan komunikatif serta aplikatif agar dapat dipahami oleh orang awam.
Sehingga…
Mengikuti Ulama Madzhab adalah Cara Kembali kepada Quran dan Sunnah yg benar.
“Fasaluu ahladz dzikr inkuntum laa ta’lamuun”

Nama Ahmad Memang ada dalam AlKitab

al-islahonline.com : ..Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil .. QS. 7:157
Memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku (nabi Isa AS), yang namanya Ahmad .. QS. 61:6
Dua ayat di atas memberikan pengertian sangat kuat bahwa akan ada seorang nabi yang akan datang sesudah kenabian Isa AS dengan nama ?Ahmad? yang tercatat dalam kitab Taurat dan Injil (Alkitab) yaitu kitab yang sekarang menjadi pegangan umat Kristiani.
Tetapi nama ?Ahmad? tidak kita temukan secara langsung dalam Alkitab yang ada sekarang ini, hal ini bisa terjadi karena memang tidak ada Alkitab yang berbahasa aslinya yaitu bahasa Ibrani atau karena sengaja disembunyikan atau karena memang ada kesalahan penulisan dan penterjemahan.
Alhamdulillah, dengan usaha keras, ulet dan teliti dari para pakar akhirnya terkuak juga letak kesalahannya yang menyebabkan hilangnya nama Ahmad dalam Alkitab yang ada sekarang ini. Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa yang dipergunakan oleh nabi Isa AS beserta kaumnya adalah bahasa Ibrani, begitu pula firman Allah dan sabda nabi Isa AS juga dalam bahasa Ibrani. Dengan demikian nubuat-nubuat yang ada dalam Injil kalau kita kembalikan ke dalam baha-sa Ibrani, nama Ahmad akan muncul sangat nyata dengan sendirinya, begitu juga dengan Taurat, kalau kita kembalikan ke dalam bahasa aslinya, nama Ahmad juga akan muncul dengan sendirinya.
Sang HIMADA adalah AHMAD
Sebab-sebab turunnya nubuat akan kedatangan seorang nabi yang diutus bagi semua bangsa yang bernama ?Ahmad? adalah ketika bangsa Israel yang telah hancur jatuh terpuruk diijinkan kembali membangun Yerusalem dan Bait Sulaiman yang telah diratakan dengan tanah oleh bangsa Khaldea, sebagian orang berada dalam kegembiraan dan sebagaian yang lain berada dalam kesedihan yang memilukan karena teringat kembali akan keindahan Bait Agung Sulaiman.
Pada saat itulah, Allah mengutus Haggai (Menurut Alkitab Haggai adalah seorang nabi) untuk menghibur bangsa Israel yang telah terpuruk dengan menyampaikan janji Allah bahwa akan diutus seseorang yang akan mengangkat kembali bangsa Israel dari keterpurukan :
Dan aku akan menggoncangkan semua bangsa, dan HIMADA untuk semua bangsa ini akan datang; dan aku akan mengisi rumah ini dengan kemegahan, kata Tuhan pemilik rumah. Hagai 2:7
Seseorang yang diutus untuk mengangkat kembali bangsa Israel adalah Himada, bangsa Israel tentu menunggu sang Himada segera datang agar bangsanya segera bangkit dari keterpurukan. Namun sayang seribu sayang bangsa Israel tidak menafsirkan kata Himada sebagai nama riil seorang nabi yang diutus, tetapi mereka menafsirkan kata Himada sebagai kata sifat yang abstrak sesuai arti Himada dalam bahasa mereka yaitu : keinginan, hasrat, kerinduan dan pujian.
Tentu saja ketika janji Allah tersebut diterjemahkan kedalam bahasa lain, maka yang terjadi adalah kata Himada akan ikut diterjemahkan dan berubah dengan sendirinya, mari kita lihat terjemahannya ke dalam bahasa Inggris :
And I will shake all nations, and the desire of all nations shall come: and I will fill this house with glory, saith the LORD of hosts. Hagai 2:7
Lihatlah kata Himada diterjemahkan menjadi desire dalam bahasa Inggris yang artinya keinginan atau hasrat, hal ini dianggap benar oleh para penulis Injil karena mereka memahami Himada bukanlah nama orang tetapi sebagai kata benda abstrak.
Perlu diketahui terjemahan Alkitab dalam bahasa apapun, baik kedalam bahasa Arab, Indonesia, Jepang, Spanyol dan bahasa-bahasa lainnya adalah mengambil dari Alkitab yang berbahasa Inggris tersebut, sehingga tidak aneh kalau kita tidak menemukan nama Ahmad dalam Alkitab.
Mari kita lihat terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari Alkitab berbahasa Inggris :
Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Hagai 2:8
Lihatlah kata desire dalam bahasa inggris diterjemahkan menjadi barang yang indah-indah, dari sini saja sudah nampak distorsi dari Inggris ke Indonesia, sehingga makin tersembu-nyilah nama Ahmad dalam Alkitab. Sebagai informasi tambahan, kalau kita amati Alkitab berbahasa Inggris mencatat ayat tersebut dalam Hagai 2:7 tetapi dalam Alkitab berbahasa Indonesia tercatat dalam Hagai 2:8 tentu saja selisih satu ayat ini perlu dipertanyakan penyebabnya.
Tetapi kalau Alkitab yang berbahasa Inggris kita terjemahkan ke dalam bahasa Yahudi atau Ibrani, maka kata Himada tersebut akan muncul kembali dengan sendirinya, kurang-lebihnya seperti berikut ini :
?ve yavu himdath kol haggoyim?
Huruf th dalam kata Himdath bisa diganti menjadi hi atau bahkan dihilangkan sama sekali, sekarang mari kita analisa kata-kata dalam bahasa Yahudi, Ibrani dan Arab :
Himdath = Himdahi = Himda = bahasa Yahudi
Himada = bahasa Ibrani
Ahmad = bahasa Arab
Semua kata tersebut mempunyai kesamaan arti yaitu terpuji dan mempunyai kesamaan akar kata yaitu H-M-D, lihatlah bila kita hilangkan vokal dan kita biarkan konsonannya, maka akan menjadi :
H-M-D = dalam bahasa Yahudi
H-M-D = dalam bahasa Ibrani
H-M-D = dalam bahasa Arab
Tentu ini sebuah bukti yang tak dapat dibantah sedikitpun, dan bagi siapapun yang ahli dalam bahasa Semit tentu mempunyai kesimpulan yang sama bahwa Himada dan Ahmad adalah sama, tentu kesimpulannya adalah nama Ahmad memang ada dalam Alkitab.
PARAKL?TOS adalah AHMAD
Bangsa Israel/Yahudi melihat nabi Isa AS ternyata bukanlah nabi yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan oleh Haggai yang dapat mengangkat bangsa Israel/Yahudi dari keterpurukan. Oleh karena itulah Bani Israel masih terus mencari siapakah orang yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan Haggai ?.
Suatu ketika Yesus berpidato kepada kaumnya, memberitakan akan ada nabi lain yang akan diutus sesudah dirinya, menurut Yesus kedatangan nabi tersebut tidak akan lama lagi.
Pidato Yesus tersebut sangat dipahami oleh orang-orang Israel, namun sayang sekali mereka tidak langsung menuliskan apa yang disabdakan Yesus ketika itu, dan pidato Yesus yang berbahasa Ibrani tersebut baru dicatat enampuluh (60) tahun kemudian dan itupun dalam bahasa Yunani oleh orang yang mengaku bernama Yohanes :
?Kagō erōtaō tou patēr kai allos paraklētos didōmi humin hina meta humōn eis tou aiōn eimi? Yohanes 14:16
Kata Paraklētos mempunyai beberapa arti yaitu: mengagungkan, memuji dan penolong, dan kalau kata Paraklētos diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, kata yang didapat adalah : Hamida
Kalau kata Hamida yang disebut oleh Yesus diartikan sebagai kata benda abstrak maka terjemahan pidato Yesus adalah seperti berikut ini :
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. Yohanes 14:16
Tetapi kalau kata Hamida yang disebut Yesus diartikan sebagai sebuah nama yang konkrit maka terjemahannya adalah seperti berikut ini :
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Hamida, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. Yohanes 14:16
Maka pidato Yesus tersebut senada dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur?an :
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai bani Israil,?.(aku.) memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad “. QS. 61:6
Tentu hasil akhir yang kita dapatkan adalah kata Hamida dalam bahasa Ibrani dan kata Ahmad dalam bahasa Arab, dan kedua kata ini adalah berasal dari akar kata yang sama yaitu H-M-D dan mempunyai arti yang sama yaitu terpuji, dan senada pula dengan makna Periklētos.
Sebagaimana penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, apakah kata Hamida dianggap sebagai kata benda abstrak atau riil, jika kita kembalikan ke dalam bahasa Yesus yaitu Ibrani, maka nama Ahmad tidak akan mampu disembunyikan lagi.
KEAJAIBAN NAMA MUHAMMAD
Sesuatu yang sangat menarik adalah, tidak ada seorangpun yang bernama Ahmad atau Muhammad sejak nabi Adam diciptakan sampai dengan lahirnya seorang anak dari Abdullah dan Siti Aminah.
Hal ini bukanlah kebetulan yang direkayasa kalau Siti Aminah memberi nama Muhammad pada anaknya, tetapi hanya semata-mata sebagai takdir Allah Yang Maha Kuasa dan sebagai bukti ke-Agungan rencan-Nya.
Sumber :
1. Perjanjian Baru Interlinier, Yunani Indonesia Diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)
2. Konkordasi Perjanjian Baru – LAI
3. Menguak Misteri Muhammad ? Sahara Publishers

Definisi Madzhab


Rasulullah saw. tidak meninggalkan dunia ini, kecuali setelah bangunan syariat Islam lengkap dengan nash yang tegas dan jelas. Allah SWT berfirman:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni”mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah: 3)
Namun demikian Rasulullah saw. tidak meninggalkan “buku fiqh tertulis” yang berisi hukum-hukum Islam baku. Namun beliau meninggalkan sejumlah kaidah global, sebagian hukum-hukum juz’i (penggalan masalah), dan hukum-hukum pengadilan yang ada di Al-Quran dan Sunnah. Sebagian kecil dan ringkas ini hampir mencukupi untuk menata hidup mereka. Namun (umat) Islam berkembang dan memenuhi jazirah Arab dan sekitarnya. Mereka menemukan realitas dan tradisi yang sebelumnya tidak di alami. Kondisi ini menuntut ijtihad fiqh untuk meletakkan dasar-dasarnya (kaidah) untuk mengaturnya sesuai dengan syariat Islam. Kaidah-kaidah yang kemudian disebut kaidah fiqh itu merupakan nilai yang diambil dari Al-Quran.
Kejadian dan peristiwa semakin berkembang seiring semakin bertambahnya populasi umat Islam. Kebutuhan terhadap fiqh dan kaidah-kaidah umumnya pun semakin meningkat. Terutama di negara dan wilayah baru yang dibuka oleh umat Islam. Kian hari fiqh kian berkemang dari generasi ke generasi sehingga fiqh menjadi disiplin ilmu tersendiri yang sangat luas dan sistematis. Jika diteliti, fiqh sejak zaman Rasulullah hingga masa-masa berikutnya melalui sejumlah fase pertumbuhan yang berbeda-beda dalam empat generasi atau empat abad pertama (hijriyah).
Diawali dari penulisan (kodifikasi) fiqh madzhab, dilanjutkan syuruh (penjelasan rinci), ihtisharat (ringkasan), penulisan matan (teks inti pendapat seorang imam), mausuat (eksiklopedi) fiqh, penulisan kaidah fiqh, ashbah wan nadlair (masalah-masalah yang memiliki kesamaan dan perbedaan dalam tinjauan fiqh), fiqhul muqorin (fiqh perbandingan), nadlariyah fiqhiyah (teori fiqh), hingga fiqh menjadi ketetapan undang-undang dan hukum Islam. Fase I:
Berikut adalah fase-fase tersebut:
Masa Risalah dimulai dan diakhiri selama Rasulullah saw. hidup hingga wafat. Di masa ini bangunan syariat dan agama telah sempurna.
Fase II:
Masa Khulafaur rashidin hingga pertengahan abad pertama hijriyah. Dua fase I dan II adalah fase pengantar penulisan fiqh.
Fase III:
Diawali sejak pertengahan abad pertama hijriyah hingga awal abad kedua hijriyah. Ilmu fiqh menjadi disiplin ilmu tersendiri. Di fase ini sekolah-sekolah fiqh tumbuh pesat yang sesungguhnya adalah setiap sekolah itu sebagai media bagi setiap madzhab fiqh. Fase ini bisa disebut sebagai fase peletakan dasar bagi kodifikasi fiqh.
Fase IV:
Diawali dari pertengahan abad keempat hijriyah hingga pertengahan abad empat hijriyah. Di fase ini fiqh telah sempurna terbentuk.
Fase V:
Diawali pertengahan abad lima hijriyah hingga jatuhnya Baghdad, ibu kota daulah abbasiyah sebagai pusat ilmu dan peradaban Islam ke tangan Tartar di pertengahan abad tujuh. Di fase ini fiqh mulai memasuki masa statis dan taqlid dalam penulisan fiqh.
Fase VI:
Diawali dari pertengahan abad tujuh hijriyah hingga awal abad modern. Fase ini adalah fase kelemahan dalam sistematika dan metodologi penulisan fiqh.
Fase VII: diawali dari pertengahan abad 13 hijriyah hingga sekarang. Di fase ini studi fiqh, terutama studi perbandingan fiqh berkembang.
Sekilas tentang ahli fiqh (fuqaha) madzhab
Al-Faqiih, mufti atau mujtahid, adalah orang yang sudah memiliki kemampuan mengambil kesimpulan hukum-hukum (istinbathul ahkam) dari dalil-dalilnya. Sementara yang dimaksud madzhab, secara bahasa adalah tempat pergi atau jalan. Secara istilah adalah pandangan seseorang atau kelompok tentang hukum-hukum yang mencakup sejumlah masalah.
Benih madzhab muncul sejak masa sahabat. Sehingga dikenal ada madzhab Aisyah, madzhab Abdullah bin Umar, madzhab Abdullah bin Masud. Di masa tabiin juga terkenal tujuh ahli fiqh dari kota Madinah; Said bin Musayyib, Urwah bin Zubair, Qasim bin Muhammad, Kharijah bin Zaid, Abu Bakr bin Abdullah bin Utbah bin Masud, Sulaiman bin Yasar, Ubaid bin Abdillah, Nafi’ Maula Abdullah bin Umar. Dari penduduk Kufah; Alqamah bin Masud, Ibrahim An Nakha’i, guru Hammad bin Abi Sulaiman, guru Abu Hanifah. Dari penduduk Basrah; Hasan Al-Basri.
Dari kalangan tabiin ada ahli fiqh yang juga cukup terkenal; Ikrimah Maula Ibnu Abbas dan Atha’ bin Abu Rabbah, Thawus bin Kiisan, Muhammad bin Sirin, Al-Aswad bin Yazid, Masruq bin Al-A’raj, Alqamah An Nakha’i, Sya’by, Syuraih, Said bin Jubair, Makhul Ad Dimasyqy, Abu Idris Al-Khaulani.
Di awal abad II hingga pertengahan abad IV hijriyah yang merupakan fase keemasan bagi itjihad fiqh, muncul 13 mujtahid yang madzhabnya dibukukan dan diikuti pendapatnya. Mereka adalah Sufyan bin Uyainah dari Mekah, Malik bin Anas di Madinah, Hasan Al-Basri di Basrah, Abu Hanifah dan Sufyan Ats Tsury (161 H) di Kufah, Al-Auzai (157 H) di Syam, Syafii, Laits bin Sa’d di Mesir, Ishaq bin Rahawaih di Naisabur, Abu Tsaur, Ahmad bin Hanbal, Daud Adz Dzhahiri dan Ibnu Jarir At Thabary, keempatnya di Baghdad.
Namun kebanyakan madzhab di atas hanya tinggal di kitab dan buku-buku seiring dengan wafatnya para pengikutnya. Sebagian madzhab lainnya masih tetap terkenal dan bertahan hingga hari ini. Berikut adalah sekilas tentang madzhab-madzhab tersebut:
1. Abu Hanifah.
Nama aslinya An Nu’man bin Tsabit (80-150 H); pendiri madzhab Hanafi. Ia berasal dari Kufah dari keturunan bangsa Persia. Beliau hidup dalam dua masa, Daulah Umaiyah dan Abbasiyah. Beliau termasuk pengikut Tabiin (tabi’utabiin), sebagian ahli sejarah menyebutkan, ia bahkan termasuk Tabi’in. Beliau pernah bertemu dengan Anas bin Malik (Sahabat) dan meriwayatkan hadis terkenal, ”Mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim, ”
Imam Abu Hanifah dikenal sebagai terdepan dalam “ahlu ra’y”, ulama yang baik dalam penggunaan logika sebagai dalil. Beliau adalah ahli fiqh dari penduduk Irak. Di samping sebagai ulama fiqh, Abu Hanifah berprofesi sebagai pedagang kain di Kufah. Tentang kredibelitasnya sebagai ahli fiqh, Imam Syafi’i mengatakan, ”Dalam fiqh, manusia bergantung kepada Abu Hanifah, ”. Imam Abu Hanifah menimba ilmu hadis dan fiqh dari banyak ulama terkenal. Untuk fiqh, selama 18 tahun beliau berguru kepada Hammad bin Abu Sulaiman, murid Ibrahim An Nakha’i. Abu Hanifah sangat selektif dalam menerima hadis dan lebih banyak menggunakan Qiyas dan Istihsan. Dasar madzhab Imam Abu Hanifah adalah; Al-Quran, As Sunnah, Ijma’, Qiyas, Istihsan. Dalam ilmu akidah Imam Abu Hanifah memiliki buku berjudul “Kitabul fiqhul akbar” (fiqh terbesar; akidah).
Beberapa murid Imam Abu Hanifah yang terkenal:
  • Abu Yusuf Ya’qub bin Ibrahim dari Kufah (113 – 182 H). Beliu menjadi hakim agung di masa Khalifah Harun Al-Rasyid. Beliau juga sebagai mujtahid mutlak (mujtahid yang menguasai seluruh disiplin ilmu fiqh).
  • Muhammad bin Hasan Asy Syaibani (132 – 189 H). Lahir di Damaskus (Syuriah) dan besar di Kufah dan menimbah ilmu di Baghdad. Pernah menimba ilmu kepada Abu Hanifah, kemudian Abu Yusuf. Pernah menimba ilmu kepada Imam Malik bin Anas. Ia juga termasuk mujtahid mutlak. Ia menulis kitab “dlahirur riwayah” sebagai pegangan madzhab Abu Hanifah.
  • Abu Hudzail Zufar bin Hudzail bin Qais (110 – 158 H) ia juga sebagai mujtahid mutlak.
  • Hasan bin Ziyad Al-Lu’lu’iy (w 204 H). Dalam urusan fiqh beliau belum mencapai Abu Hanifah dan dua muridnya.
2. Malik bin Anas bin Abi Amir Al-Ashbahi (93 – 179 H)
Beliau adalah pendiri madzhab Maliki. Beliau adalah Imam penduduk Madinah dalam urusan fiqh dan hadis setelah Tabi’in. Beliau dilahirkan di masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik dan meninggal di masa khalifah Al-Rasyid di Madinah. Beliau tidak pernah melakukan perjalanan keluar dari Madinah ke wilayah lain. Sebagaimana Abu Hanifah, Imam Malik juga hidup dalam dua masa pemerintahan Daulah Umawiyah dan Abbasiyah. Di masa dua Imam besar inilah, kekuasaan pemerintahan Islam meluas hingga Samudra Pasifik di barat dan hingga Cina di timur, bahkan ke jantung Eropa dengan dibukanya Andalusia.
Imam Malik berguru kepada ulama Madinah. Dalam jangka cukup panjang beliau mulazamah (berguru langsung) kepada Abdur Rahman Hurmuz. Beliau juga menimba ilmu kepada Nafi’ maula Ibnu Umar, Ibnu Syihab Az Zuhri. Guru fiqh beliu adalah Rabiah bin Abdur Rahman.
Imam Malik adalah ahli hadis dan fiqh. Ia memiliki kitab “Al-Muwattha’” yang berisi hadis dan fiqh. Imam Syafi’i berkata tentangnya, ”Malik adalah guru besarku, darinya aku menimba ilmu, beliau adalah hujjah antaraku dan Allah. Tak seorang pun yang lebih banyak memberi ilmu melebihi Malik. Jika disebut ulama-ulama, maka Malik seperti bintang yang bersinar, ”
Imam Malik membangun madzhabnya dengan 20 dasar; Al-Quran, As Sunnah (dengan lima rincian dari masing-masing Al-Quran dan As Sunnah; tekstualitas, pemahaman dlahir, lafadl umum, mafhum mukhalafah, mafhum muwafakah, tanbih alal illah), Ijma’, Qiyas, Amal ahlul madinah (perbuatan penduduk Madinah), perkataan sahabat, Istihsan, Saddudzarai’, muraatul khilaf, Istishab, maslahah mursalah, syaru man qablana (syariat nabi terdahulu).
Murid Imam Malik tersebar di Mesir, utara Afrika, dan Andalus. Di antara mereka adalah Abu Abdillah; Abdur Rahman bin Al-Qasim (w 191 H) ia dikenal murid paling mumpuni tentang madzhab Malik dan paling dipercaya. Ia juga yang mentashih kitab pegangan madzhab ini “Al-Mudawwnah”. Murid Imam Malik lainnya adalah Abu Muhammad (125 – 197 H) ia menyebarkan madzhabnya di Mesir, Asyhab bin Abdul Aziz, Abu Muhammad; Abdullah bin Abdul Hakam, Muhammad bin Abdullah bon Abdul Hakam, Muhammad bin Ibrahim. Murid Imam Malik dari wilayah Maroko; Abul Hasan; Ali bin Ziyad, Abu Abdillah, Asad bin Furat, Yahya bin Yahya, Sahnun; Abdus Salam dll.
3. Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (150 – 204 H)
Beliau adalah pendiri madzhab Syafi’i. Dipanggil Abu Abdullah. Nama aslinya Muhammad bin Idris. Nasab beliau bertemu dengan Rasulullah saw. pada kakek beliau Abdu Manaf. Beliau dilahirkan di Gaza Palestina (Syam) tahun 150 H, tahun wafatnya Abu Hanifah dan wafat di Mesir tahun 203 H.
Setelah ayah Imam Syafi’i meninggal dan dua tahun kelahirannya, sang ibu membawanya ke Mekah, tanah air nenek moyang. Ia tumbuh besar di sana dalam keadaan yatim. Sejak kecil Syafi’i cepat menghafal syair, pandai bahasa Arab dan sastra sampai-sampai Al-Ashma’i berkata, ”Saya mentashih syair-syair bani Hudzail dari seorang pemuda dari Quraisy yang disebut Muhammad bin Idris, ” Imam Syafi’i adalah imam bahasa Arab.
Di Mekah, Imam Syafi’i berguru fiqh kepada mufti di sana, Muslim bin Khalid Az Zanji sehingga ia mengizinkannya memberi fatwah ketika masih berusia 15 tahun. Kemudian beliau pergi ke Madinah dan berguru fiqh kepada Imam Malik bin Anas. Beliau mengaji kitab Muwattha’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam 9 malam. Imam Syafi’i meriwayatkan hadis dari Sufyan bin Uyainah, Fudlail bin Iyadl dan pamannya, Muhamad bin Syafi’ dan lain-lain.
Imam Syafi’i kemudian pergi ke Yaman dan bekerja sebentar di sana. Kemudian pergi ke Baghdad (183 dan tahun 195), di sana ia menimba ilmu dari Muhammad bin Hasan. Beliau memiliki tukar pikiran yang menjadikan Khalifah Ar Rasyid.
Imam Syafi’i bertemu dengan Ahmad bin Hanbal di Mekah tahun 187 H dan di Baghdad tahun 195 H. Dari Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Syafi’i menimba ilmu fiqhnya, ushul madzhabnya, penjelasan nasikh dan mansukhnya. Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab lamanya (madzhab qodim). Kemudian beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru (madzhab jadid). Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul ilm di akhir bulan Rajab 204 H.
Salah satu karangannya adalah “Ar Risalah” buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al-Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Beliau mampu memadukan fiqh ahli Irak dan fiqh ahli Hijaz. Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi’i, ”Beliau adalah orang yang paling faqih dalam Al-Quran dan As Sunnah, ” “Tidak seorang pun yang pernah memegang pena dan tinta (ilmu) melainkan Allah memberinya di ‘leher’ Syafi’i, ”. Thasy Kubri mengatakan di Miftahus sa’adah, ”Ulama ahli fiqh, ushul, hadits, bahasa, nahwu, dan disiplin ilmu lainnya sepakat bahwa Syafi’i memiliki sifat amanah (dipercaya), ‘adaalah (kredibilitas agama dan moral), zuhud, wara’, takwa, dermawan, tingkah lakunya yang baik, derajatnya yang tinggi. Orang yang banyak menyebutkan perjalanan hidupnya saja masih kurang lengkap, ”
Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau tidak mengambil perkataan sahabat karena dianggap sebagai ijtihad yang bisa salah. Beliau juga tidak mengambil Istihsan (menganggap baik suatu masalah) sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah, perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan, ”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat, ”. Penduduk Baghdad mengatakan, ”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah (pembela sunnah), ”
Kitab “Al-Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al-Karabisyi dari Imam Syafi’i.
Sementara kitab “Al-Umm” sebagai madzhab yang baru Imam Syafi’i diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al-Muzani, Al-Buwaithi, Ar Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya, ”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia (hadis) adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok, ”
4. Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani (164 – 241 H)
Beliu adalah pendiri madzhab Hanbali. Beliau dipanggil Abu Abdillah. Nama aslinya Ahmad bin Hanbal bin Hilal bin Asad Adz Dzhali Asy Syaibani. Dilahirkan di Baghdad dan tumbuh besar di sana hingga meninggal pada bulan Rabiul Awal. Beliau memiliki pengalaman perjalanan mencari ilmu di pusat-pusat ilmu, seperti Kufah, Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam.
Beliau berguru kepada Imam Syafi’i ketika datang ke Baghdad sehingga menjadi mujtahid mutlak mustaqil. Gurunya sangat hingga mencapai ratusan. Ia menguasai sebuah hadis dan menghafalnya sehingga menjadi ahli hadis di zamannya dengan berguru kepada Hasyim bin Basyir bin Abi Hazim Al-Bukhari (104 – 183 H).
Imam Ahmad adalah seorang pakar hadis dan fiqh. Ibrahim Al-Harbi berkata tentangnya, ”Saya melihat Ahmad seakan Allah menghimpun baginya ilmu orang-orang terdahulu dan orang belakangan, ” Imam Syafi’i berkata ketika melakukan perjalanan ke Mesir, ”Saya keluar dari Baghdad dan tidaklah saya tinggalkan di sana orang yang paling bertakwa dan paling faqih melebihi Ibnu Hanbal (Imam Ahmad), ”
Di masa hidupnya, di zaman khalifah Al-Makmum, Al-Mu’tasim da Al-Watsiq, Imam Ahmad merasakan ujian siksaan dan penjara karena mempertahankan kebenaran tentang “Al-Quran kalamullah” (firman dan perkataan Allah), ia dipaksa untuk mengubahnya bahwa Al-Quran adalah makhluk (ciptaan Allah). Namun beliau menghadapinya dengan kesabaran membaja seperti para nabi. Ibnu Al-Madani mengatakan, ”Sesungguhnya Allah memuliakan Islam dengan dua orang laki-laki; Abu Bakar di saat terjadi peristiwa riddah (banyak orang murtad menyusul wafatnya Rasulullah saw.) dan Ibnu Hambal di saat peristiwa ujian khalqul quran (ciptaan Allah), ”. Bisyr Al-Hafi mengatakan, ”Sesungguhnya Ahmad memiliki maqam para nabi, ”
Dasar madzhab Ahmad adalah Al-Quran, Sunnah, fatwah sahahabat, Ijam’, Qiyas, Istishab, Maslahah mursalah, saddudzarai’.
Imam Ahmad tidak mengarang satu kitab pun tentang fiqhnya. Namun pengikutnya yang membukukannya madzhabnya dari perkataan, perbuatan, jawaban atas pertanyaan dan lain-lain. Namun beliau mengarang sebuah kitab hadis “Al-Musnad” yang memuat 40.000 lebih hadis. Beliau memiliki kukuatan hafalan yang kuat. Imam Ahmad mengunakan hadis mursal dan hadis dlaif yang derajatnya meningkat kepada hasan bukan hadis batil atau munkar.
Di antara murid Imam Ahmad adalah Salh bin Ahmad bin Hanbal (w 266 H) anak terbesar Imam Ahmad, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (213 – 290 H). Shalih bin Ahmad lebih menguasai fiqh dan Abdullah bin Ahmad lebih menguasai hadis. Murid yang adalah Al-Atsram dipanggil Abu Bakr dan nama aslinya; Ahmad bin Muhammad (w 273 H), Abdul Malik bin Abdul Hamid bin Mihran (w 274 H), Abu Bakr Al-Khallal (w 311 H), Abul Qasim (w 334 H) yang terakhir ini memiliki banyak karangan tentang fiqh madzhab Ahmad. Salah satu kitab fiqh madzhab Hanbali adalah “Al-Mughni” karangan Ibnu Qudamah.
Sumber: www.ustsarwat.com