Kamis, 10 November 2011

Arifbillah Syeh Abdurahman Siddiq Al-Banjari


‫بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Riwayat singkat Syekh Abdurrahman Siddik atau yang lebih dikenal dengan sebutan "TUAN GURU" adalah seorang ulama besar yang lahir pada tahun 1857 M, di sebuah desa yang bernama "DALAM PAGAR" Martapura Kalimantan Selatan. Beliau lahir di akhir massa pemerintahan Sulthan Adam AL-Wasthiq Billah Bin Sulthan Sulaiman Al-Mu’tamadillah yang memerintah di kerajaan Banjar tahun 1825-1857. Nama ayahnya "SYEKH MUHAMMAD AFIF BIN UMMI SARI BINTI KHALIFAH ZAINUDDIN BIN MAULANA SYEKH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI" atau yang dikenal dengan sebutan "DATUK KELAMPAYAN" Pengarang Kitab SABILLAL MUHTADDIN, TUHFATURRAGHIBIN DLL.

Semasa kecil beliau belajar agama kepada nenek beliau sendiri yang bernama UMMI SALAMAH, setelah menganjak dewasa terus belajar kepada beberapa ulama yang ada di dalam Pagar Martapura Kalimantan Selatan, yang di antaranya adalah : AL-FHADIL H.M.SAID WALI, AL-FHADIL H.M.KHATIB, AL-FHADIL H.ABDURRAHMAN MUDA, DLL.

Kemudian beliau bercita-cita ingin meneruskan pendidikannya ke tanah suci Mekkah.
Sebelum berangkat beliau berkeliling mengembara ke berbagai negeri di wilayah Sumatera antara lain: BANGKA BELITUNG, PALEMBANG, PARIAMAN, SINGKEL, PERLAK/ACEH DLL. Sambil berdagang Batu-batu Permata sebagai modal untuk melanjutkan pendidikan agama ke tanah Haram, juga sambil mengajarkan ilmu yang diperoleh selama didalam PAGAR MARTAPURA.

Dalam perantauan itu beliau juga menyempatkan waktu belajar/meminta berkah, doa dari beberapa Ulama baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat pada masa itu.
Setelah terkumpul segala perbekalan beliau meminta doa restu kepada orang tua dan sanak saudara serta guru-guru beliau untuk meneruskan pendidikan agama ke tanah Haram Mekkah.

Selama di Mekkah kurang lebih 7(Tujuh) tahun banyaklah ilmu serta pengalaman yang didapat atas kecerdasan otak dan kealimannya yang luar biasa, beliau diberi gelar oleh para gurunya "SHIDDIQ" artinya "BENAR ILMUNYA BENAR AMALNYA" adapun nama guru-guru beliau selama di tanah haram Mekkah di antaranya: SYEKH MUFTI SAID ZAINI DAHLAN, SYEKH NAWAWI AL-BANTANI, SYEKH BAKRI SHATHO, SYEKH M.SAID BABASHIL, dll.

di Mekkah beliau juga dipercayakan untuk mengajar di Alqah Mesjidil Harram, berbagai disiplin ilmu di antaranya: TAFSIR, TAUHID, TASAUF, dll. Setelah dirasa cukup terhadap ilmu yang dipelajari, beliau diperkenankan untuk pulang ke tanah JAWE (Indonesia), selama di Mekkah sahabat-sahabat beliau belajar di sana yang berasal dari indonesia di antaranya : SYEKH AHMAD KHATIB MINANG KABAU, SYEKH UMAR SUMBAWA, SYEKH DATUK AWANG KENALI KELANTAN MALAYSIA, SYEKH HASYIM AS’ARI JOMBANG PENDIRI NU, SYEKH SULAIMAN ARRUSULI BUKIT TINGGI SUMBAR, SYEKH ALI JUNAID BRAO KALIMANTAN TIMUR, SYEKH AHMAD DIMYATI(MUFTI MEKKAH 1912) dll, beliau pulang ke indonesia ditemani oleh para sahabat di antaranya SYEKH AHMAD KHATIB MINANG KABAU, SYEKH ABDURRAHMAN SHIDDIQ atau datuk Sapat terus malanjutkan perjalanan menuju kampung halaman menemui orang tua dan sanak saudara dan berziarah ke makam SYEKH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI(DATUK KELAMPAYAN), tidak beberapa lama di Kalimantan beliau kembala BER’AZAM merantau ke berbagai negeri yang ada di Jawa dan Sumatera, ketika di Jawa beliau ditawarkan menjabat sebagai MUFTI di Batavia (Jakarta sekarang namanya)untuk menggantikan MUFTI SAID USMAN BIN ABDULLAH BIN AQIL BIN YAHYA, namun beliau tolak, di kesultanan Johor Malysia beliau juga ditawari sebagai MUFTI namun juga ditolak.

Namun ketika beliau bermukim di SAPAT KUALA INDRAGIRI setelah kurang lebih 15 tahun di INDRAGIRI oleh kesultanan INDRAGIRI bernama RAJA SULTHAN MAHMUD SYAH beliau diminta datang ke istana Rengat dengan agenda untuk membicarakan masalah penasehat/pakar hukum dalam bidang keagamaan/MUFTI, beliau dimohonkan untuk menjabat sebagai MUFTI INDRAGIRI namun sebelumnya beliau tolak, tapi atas dasar pertimbangan yang matang untuk maslahat ummat dan agama beliau akhirnya menerima dengan catatan:
1.Tidak menggangu aktivitas/karir hamba sebagai penyuluh agama dalam proses belajar mengajar yang berkedudukan di dusun Hidayat desa sapat Kuala Indragiri.
2.Hamba tidak berkenan menerima Gaji/Upah selama hamba menjabat sebagai MUFTI.
akhirnya Raja Sulthan Rengat pun menyetujui alasan-alasan tersebut diatas. Lebih kurang 27 tahun lamanya menjabat sebagai MUFTI kesultanan Indragiri pada akhirnya beliau memohon diri untuk tidak lagi menjabat sebagai MUFTI.

Beliau tinggal di kampung yang diberinama "Al-HIDAYAH" artinya petunjuk, memiliki sembilan orang isteri lebih kurang 30 orang anak dan beberapa orang menantu. Selama di Sapat Hidayah ramailah orang menuntut ilmunya dari berbagai negeri/suku mendatanginya hanya untuk menimba ilmu dan berkahnya, di antara murid-murid yang melanjutkan perjuangannya adalah: AL-FHADIL H. ABDURRAHMAN YAQUB PASAR KEMBANG KOTA BARU INHIL, AL-FHADIL H.ABDUL FATTAH MUMPA INHIL, AL-FHADIL MUHAMMAD GHAZALI(MENANTU) SUNGAI PERAK INHIL, AL-FHADIL H.ABDUL GHAFAR BANGKA BELITUNG, dll. Telah banyak tersebar murid-murid beliau di berbagai Negeri baik di Jambi (Tuan Guru Juanaed), Kuala Tungkal (H. Ali Akbar), Medan, Rengat, Malaysia, Singgapura, bahkan Mekkah, Mesir, Hadramaut (Yaman) mereka datang untuk mengunjungi dan menuntut ilmunya sekaligus meminta doa dan berkahnya.

Selama lebih kurang 29 tahun bermukim di Indragiri dengan aktivitas mengajar sambil berkebun segala mereka yang menuntut ilmu, makan, minum bahkan tempat tinggal sekalipun beliau jamin selama mengabdi kepada ilmu dan amal (Agama) hari demi hari waktu ke waktu badan pun semakin lemah, tenaga berkurang,

Tepat pada hari ISNIN 04 SA’BAN 1358H/10 Maret 1939 M roh yang mulia itu kembali menghadap ke hadrat Allah SWT. Umat Muslim kembali kehilangan seorang maha Guru/Wali Allah Ta’ala, yang selama ini menerangi negeri dengan ilmu dan amalnya, dengan beribu jasa yang tidak ternilai harganya, segala harta, tenaga, pikiran bahkan nyawa sekalipun hanya ia persembahkan untuk agama dan ummat dan bangsa.

Semoga kita yang tinggal selalu mendapat berkah dan mampu menghargai atas segala jasa dan karamahnya yang luar biasa, serta meneruskan segala cita-cita dan perjuangannya, Amin Allahumma Amin..Amin Ya Malikil I'lmu

Beberapa karya/jasa yang ditinggalkannya di antaranya berupa tulisan KITAB-KITAB yang disebut dengan DA’WAH BIL KITABAH:
1.ADA’IDUL IMAN(TAUHID)
2.AMAL MA’RIFAT(TAUHID DAN TASAUF)
3.ASRARUSSALLAH (Ashari Shola)
4.SYAIR IBARAT,Dll.

Berupa momen sejarah peninggalan di antaranya: satu buah mesjid, rumah ibadah yang sekarang sudah mengalami beberpa kali renovasi ulang, perkebunan kelapa rakyat, di samping beliau seorang ulama ternyata beliau juga seorang Ekonom, Budayawan, Pejuang Agama dan Kemerdekaan.
ADA BEBERAPA WASIAT/PESAN-PESAN BELIAU DI ANTARANYA: (ini Harus kita perhatikan)
1.Hendaklah anak-anak serta zuriat-zuriat hamba menuntut ilmu agama yang betul-betul AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DENGAN ULAMA-ULAMA YANG MEMAKAI HADIST, IJMA DAN QIAS.
2.Hendaklah sorang Ulama itu beradab seperti Adab para Anbia(NABI)
3.Jangan lah mengambil upah atau gaji dalam mengajar, menguraikan ilmu agama, siapa-siapa yang mengambil Upah/Gaji dalam mengajarkan Agama tidak beberkat Ilmunya.
4.Sepanjang pendapat dan kajian hamba tidak ada pangkat yang lebih tinggi derajatnya selain ULAMA(Ilmu yang Sahih dan Benar)
5.Hendaklah engkau berusaha dalam menuntut kehidupan, semata-mata untuk ilmu dan ibadah seperti berkebun dan barladang.
6.Kurang lebih 15 tahun Hamba di Bangka dan 29 tahun di Indragiri mengajar ilmu agama, namun tidak pernah menuntut gaji/upah kepada murid, hanya hamba dalam berusaha sendiri berkebun dan berladang.

(Pesan Beliau)
ADA BEBERAPA PENYEBAB KEMUNDURAN AGAMA DAN BANGSA:
1.Karena manusia tidak menghayati/menuntut ilmu agama dengan cara yang benar.
2.Manusia dengan mudah melupakan sejarah.
3.Mereka tidak menghargai karya-karya ulama yang telah berjasa terhadap agama dan bangsa,dll.

Dalam kitab NAS’IHUL IBAD karya SYEKH NAWAWI AL-BANTANI RASULULLAH SAW BERSABDA "SELAGI AKAN DATANG SUATU MASA TERHADAP UMATKU" mereka lari dari pengajaran Ulama, FUQAHA maka apabila terjadi yang demikian Allah akan timpakan 3 macam BALA’ MUSIBAH kepada mereka:
1.Segala apa yang mereka usahakan tidak mendapat berkah dan nilai pahala di sisi Allah.
2.Allah menjadikan RAJA (pengusaha darah) yang ZHOLIM buat mereka dan akan tertimpa penyakit JUNUN(tidak waras)segala pemikiran selalu terarah kepada Ma’siat/dosa (jahat sangka kepada Allah dan Makhluk)
3.Allah akan matikan dia dalam keadaan Kafir/Tidak beriman/Al-Hadist.

Demikian adanya semoga dengan riwayat yang sesingkat ini akan membuahkan hasil yang sempurna untuk keselamatan kita di dunia dan akhirat, berbagai Karamah SYEKH ABDURRAHMAN SIDDIQ memang sengaja tidak ditulis di sini oleh karena menyingkat tulisan.

Semoga di lain kesempatan bisa dimuat, salah khilaf ampun maaf semoga bermanfaat dan berkah amin.

Ditulis ulang dari ABU MUHAMMAD WALI SHIDDIQ KHAIRULLAH MA’RUF

PEMUAT MURID ABU MUHAMMAD ABDURRAHMAN LATIEF SYAHRIL BIN ARSYAD BIN KETIK BIN AWANG JA’FAR BIN H.M.AMIN BIN TUN.

Wasalam‬

Tidak ada komentar:

Posting Komentar