2. Penyembah berhala (watsani)
Ajaran tauhid hidup di Jazirah Arab Berabad-abad lamanya, kurang lebih 20 abad, sampai pada zaman pemerintahan raja Zabur Dzil Akhthab di Persia. Ketika itu, Mekah dikuasai suku Khuza'ah. Menurut catatan para sejarawan, orang yang pertama kali menyembah berhala di Mekah adalah salah seorang pemimpin suku Khuza'ah yang bernama 'Amr Ibn Luhai. 'Amr meletakkan berhala besar yang bernama Hubal di tengah Kakbah. Ia membawa berhala itu dari kota Balqa, Syam. Awalnya, 'Amr tertarik dengan kebiasaan masyarakat di sana. Mereka memuja patung-patung sehingga meminta sebuah patung untuk dibawa ke Mekah. Di samping Hubal, masih ada lagi patung berbentuk manusia yang dipuja masyarakat Arab, yaitu Isaf dan Nailah. 'Amr mengajak penduduk Mekah untuk menghormati, menyembah serta berdoa kepada berhala-berhala itu.
Demikian awal mula penyimpangan ajaran tauhid Nabi Ibrahim di tanah Arab yang mulai tergeser dengan munculnya paham keberhalaan. Paham ini terus tumbuh dan berkembang sehingga hampir mayoritas penduduk tanah Arab menjadi pemuja berhala. Bangsa Arab memuja patung-patung yang mereka anggap perantara dengan Tuhan. Patung-patung yang disembah pada masa itu antara lain:
- Wudda dipuja oleh Bani Kilab yang berada di Daumah al-Jandal.
- Suwa disembah oleh Bani Hudzail.
- Yaqus menjadi sembahan Bani Madhaj dan beberapa suku di Yaman.
- Ya'uq dijadikan sembahan Bani Hamdan.
- Nashr dipuja oleh Bani Dzil Kila di Hunain.
- Latta disembah oelh Bani Tsaqif di Taif.
- Uzza dijadikan sembahan Bani Quraisy, seluruh Bani Kinanah, dan sebagian Bani Sulaim.
- Manath dipuja suku Aus, Khazraj, dan Ghassan.
- Hubbal adalah patung terbesar yang dipuja oleh seluruh bangsa Arab.
- Issaf dan nailah patung yang diletakkan di bukit Shofa dan Marwa.
Sebelum datang, paham keberhalaan telah mengakar kuat dan menjadi mayoritas kepercayaan masyarakat Arab. Masuknya agama Yahudi di Yatsrib dan yaman, kemudian Kristen di Najran, tidak begitu memengaruhi keyakinan masyarakat Arab terhadap berhala. Husain Haikal dalam Hayatu Muhammad berpendapat bahwa kondisi alam, politik, sosial, dan pola pikir masyarakat Arab menjadi penyebab paganisme (keberhalaan) tetap bertahan dan tumbuh berkembang.
Seperti telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, kondisi alam jazirah Arab yang sebagian besar berupa gurun pasir, pegunungan, serta bebatuan yang tandus dan kering membuat para kabilah-kabilah pedagang hanya melewatinya tanpa pernah mau menetap. hanya penduduk asli (Badui) yang kuat dalam mengarungi kerasnya kehidupan padang pasir. Terbukti para penganut Nasrani dan Yahudi hanya terdapat di kota-kota yang peradabannya sudah agak maju, seperti Yaman dan Yatsrib yang berdekatan dengan Romawi atau Persia, seperti Hira dan Ghasssan.
Dari sisi politik, terusirnya orang-orang Yahudi dari Palestina oleh kelompok Kristen yang berlindung di bawah imperium Romawi menumbuhkan benih-benih permusuhan dan dendam. Secara diam-diam kelompok Yahudi ini membendung arus kristenisasi ke wilayah Arab. Orang-orang yahudi merupakan kelompok imigran besar yang menetap di Yatsrib (Madinah) dan yaman. Disamping itu, agama Majusi, Persia telah menjadi besar dan kuat secara politik untuk membendung arus kekuatan Kristen supaya tidak menyeberang Furat (Euphrates) ke Persia.
Faktor terpenting menurut Husain Haikal adalah budaya paganisme Mesir dan Yunani yang masih berpengaruh dalam berbagai sekte-sekte Kristen yang tersebar. Budaya ini secara tidak langsung menimbulkan anggapan bahwa agama Kristen tidak berbeda dengan berbagai macam paganisme yang telah ada di Arab. Aliran Alexandria dan filsafatnya masih tetap berpengaruh meskipun sudah banyak berkurang dibandingkan masa ptolomeius.
Tabiat manusia yang lemah menjadikan manusia menggambarkan Tuhan menurut selera mereka senriri. Ini adalah akibat pengaruh dari paganisme Mesir dan Yunani. Logika yang seakan sempurna dapat menimbulkan kepercayaan paganisme yang politeistik. Paganisme ini tetap hidup dikalangan bangsa-bangsa yang sudah menerima ajaran Kristen.
Hal-hal di atas inilah yang menyebabkan keberhalaan masih bertahan lama di Arab sampai diruntuhkan oleh Islam. Berakhirnya pemujaan terhadap berhala terjadi ketika kota Mekah berhasil dikuasai pasukan Islam (fath al-Mekah) dan ditandai dengan dihancurkannya patung-patung di sekitar Ka'bah yang ketika itu mencapai 360 buah.