04/01/2012 09:13
Jakarta, NU OnlineKetua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj mengecam perusakan rumah ibadah dan pengusiran waga Syi’ah oleh sekelompok orang tak dikenal di Sampang, Madura, yang terjadi 29 Desember lalu.
Pernyataan itu disampaikan Kang Said didampingi Wakil Ketua dan Bendahara PBNU, H. As’ad Said Ali dan H. Bina Suhendra, di gedung PBNU, Jakarta, pada Selasa, (3/1).
Kang Said menduga, aksi kekerasan tesebut didesain untuk merusak perdamaian di Indonesia. Dugaan itu mengingat kondisi hubungan Sunni-Syiah di Indonesia sebelumnya berlangsung damai.
“Di tempat lain, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, hubungan Sunni-Syiah tidak ada masalah,” ungkap Kang Said
Kang Said mendesak supaya aparat keamanan mengusut tuntas dan menindak tegas pelakunya, untuk mencegah aksi serupa terulang di kemudian hari. Selain itu, kasus ini harus disikapi dengan lebih dewasa. Dia menyarankan untuk melokalisir kasus itu. Tidak dikait-kaitkan dengan agama: konflik Sunni dan Syiah, bukan juga NU dan Syiah.
“Syi’ah adalah mazhab yang sejak lama datang ke indonesia. KH Hasyim Asy'ari tidak pernah menyinggung Sy’iah. Bahkan Ahamdinejad (Presiden Iran) pernah mengunjungi PBNU. Ini bukan konflik Sunni dan Syiah, bukan juga NU dan Syiah," katanya.
Kang Said menegaskan NU didirikan dalam tiga semangat: semangat ukhuwah islamiyah (persaudaran Islam), watoniyah (kebangsaan), insaniyah (kemanusiaan). Jangankan dengan sesama muslim, dengan nonmuslim pun melarang kekerasan.
“Kalau ada yang mengait-ngaitkannya sebagai konflik agama, berarti itu faham impor. Islam Indonesia, Islam damai,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar